Dari titik inilah, saya akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan perangko dan berusaha untuk mengumpulkannya dan mengkoleksinya.
Memang, sejak dulu perangko menjadi salah satu media untuk mengabadikan beragam peristiwa penting dan bersejarah.
Baca Juga Yuk! Icip-icip Sedapnya Oseng Parutan Iwak Haruan
Kelak, kita mengenal perangko-perangko jenis seperti ini sebagai perangko nondefinitif, yaitu perangko yang sengaja diterbitkan untuk maksud dan tujuan khusus, sesuai dengan pesan yang disampaikan dalam muatan visualnya di perangko.
Perangko nondefinitif ini dibagi lagi menjadi 4 jenis, yaitu perangko istimewa, perangko peringatan, perangko amal dan terbaru perangko prisma. Untuk perangko-perangko jenis ini, sudah pasti tidak dicetak berulang-ulang.
Nah, karena fungsi perangko ini sebenarnya adalah sebagai biaya pengiriman surat, maka diperlukan series perangko dengan nominal harga berbeda-beda pula untuk memenuhi kebutuhan biaya pengiriman surat yang sudah pasti masing-masingnya juga berbeda-beda, bisa karena beratnya, kota tujuannya atau bisa juga karena kecepatan pengirimannya.
Karena itu, dicetaklah jenis perangko yang kelak dikenal sebagai perangko definitif. Perangko jenis ini, biasanya  dicetak untuk memenuhi kebutuhan pengiriman surat dengan biaya berbeda.
Contoh perangko jenis ini adalah perangko series bergambar Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto. Kebetulan, khusus untuk perangko bergambar Pak Harto ini, saya mempunyai jumlah koleksi yang paling banyak dibandingkan dengan yang lainnya.Â
Bukan apa-apa, kebetulan di era saya mulai "keranjingan" mengumpulkan perangko, Â memang hanya perangko Pak Harto Series yang paling banyak ada dan tersedia di kantor pos.
Jujur, sebagai pengumpul perangko bekas, dulu saya sangat berharap setiap presiden yang memimpin Indonesia setelah Pak Harto lengser juga diabadikan dalam kepingan perangko definitif. Biar koleksi gambar presiden dalam bingkai perangko makin banyak!