Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kalayangan Dandang, "Raksasa Terbang" dari Tapin, Kalimantan Selatan

13 Desember 2023   21:21 Diperbarui: 16 Desember 2023   18:58 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengendalikan Piluntang | @Humpro Tapin

Kapan terakhir kali anda main layang-layang!?

Tradisi Layang-layang

Layang-layang merupakan salah satu permainan tradisional dunia yang mempunyai lintasan sejarah sangat panjang.

Dimulai sejak 4000-an tahun silam, ketika kaghati roo kolope mulai terbang ke angkasa. Layang-layang tertua di dunia yang sampai sekarang masih bisa kita temukan jejak sejarah dan juga permainan layang-layangnya di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, diyakini punya peran penting bagi penyebaran permainan layang-layang ke berbagai pelosok nusantara, bahkan dunia.

Luar biasanya, keragaman suku budaya dan juga kontur alam Nusantara pada gilirannya juga berperan besar dalam terbentuknya keberagaman tradisi layang-layang di nusantara, tidak hanya bentuk, ukuran atau bahan pembuatannya semata, tapi juga teknik menerbangkan sampai pada keunikan aksesoris layang-layang. Karenanya, wajar jika kemudian nusantara dikenal dunia sebagai surganya layang-layang.

Kalayangan Dandang | YouTube/Om Gun
Kalayangan Dandang | YouTube/Om Gun

Kalayangan Dandang

Salah satu tradisi layang-layang Nusantara yang sampai sekarang masih tetap eksis menjadi permainan masyarakat, bahkan masih terus hadir juga dalam bentuk festival dan berbagai kejuaraan daerah adalah tradisi "Kalayangan Dandang" dari Kalimantan Selatan atau tepatnya dari dua Kabupaten bertetangga di kawasan Banua Anam paling selatan yaitu, Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan. Sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Banjarmasin.

Baca Juga: Jalan Panjang Metamorfosis Sasirangan

Kalayangan merupakan bahasa Urang Banjar untuk menyebut layang-layang secara umum. Sedangkan kata dandang, bukanlah dandang selayaknya alat memasak di dapur ya! Tapi dandang di sini merupakan bahasa Banjar yang maksudnya sama dengan kata dendang, karena kalayangan dandang memang bisa berdendang alias bernyanyi dengan mengeluarkan bunyi-bunyian unik ketika tengah mengudara. Keren kan!?


Bunyi dendang kalayangan yang layaknya suara dengungan kumbang saat kalayangan dandang mengudara, berasal dari aksesoris unik yang dipasang di bagian kepala kalayangan dan dikenal sebagai kukumbangan atau ada juga yang menyebutnya sebagai dangungan, yaitu tabung silinder dari bambu Betung super yang telah mati dengan ukuran diameter rata-rata 12 cm dan panjang ruasnya sekitar 90 cm atau bisa juga menyesuaikan dengan ukuran badan kalayangan.

Intinya semakin besar dan panjang ukuran kukumbangan, maka suara yang dihasilkan, konon akan jauh lebih nyaring dan indah.

Tapi tidak hanya itu keunikan kalayangan asli hasil kreasi Urang Banua yang 100% rangkanya hanya menggunakan kekuatan dan kelenturan bambu saja ini.

Ukuran aslinya secara tradisional yang sangat besar, dengan bentang panjang sayap yang mencapai 7-9 meteran dan panjang total badan, papat, sampai ujung ekor yang mencapai lebih dari 10 meter, mungkin saja menjadikannya sebagai layang-layang tradisional terbesar di nusantara bahkan di dunia yang untuk menerbangkannya memerlukan kerjasama sampai 5 orang sewasa atau bahkan lebih.

Mengendalikan Piluntang | @Humpro Tapin
Mengendalikan Piluntang | @Humpro Tapin

Besarnya kalayangan juga mewajibkan pemiliknya untuk menggunakan tali yang mempunyai kekuatan sepadan dengan kekuatan kelayangan ketika sudah mengudara. Dulu sebelum ada tali nilon berbagai ukuran seperti sekarang, para pemain kalayangan dandang akan menggunakan tali tradisional dari bahan pintalan ijuk yang biasa disebut sebagai tali haduk.

Tali haduk ini digulung pada piluntang, alat untuk menggulung tali berbentuk persegi empat seperti kemudi.

Lebarnya penampang memungkinkan badan kalayangan menjadi area grafiti bagi pemiliknya. Bisa melukisnya dengan motif-motif sasirangan, menuliskan pesan-pesan bijak dari Alquran dan hadis, juga petuah-petuah bersahaja dari para alim ulama. Tapi seiring dengan perkembangan jaman, isian gambar pada bodi kalayangan jauh lebih beragam, unik, kreatif dan ekpresif.

Si raksasa dari Tapin ini biasa dimainkan masyarakat di areal persawahan yang lapang setelah rumpun padinya selesai dipanen yang biasanya jatuh di sekitaran musim kemarau bulan Agustus-September.

Bakalayangan dandang atau bermain kalayangan dandang secara prinsip sama saja dengan bermain layang-layang pada umumnya. Hanya saja, karena besarnya kalayangan mengharuskan lebih banyak orang untuk menerbangkannya, selain hembusan angin juga harus kuat.

Menerbangkan Kalayangan Dandang | YouTube/Om Gun
Menerbangkan Kalayangan Dandang | YouTube/Om Gun

Begitu juga model kompetisi dalam permainan kalayangan ini juga tidak jauh beda dengan permainan layang-layang lainnya. Selain adu kuat daya tahan tali ketika diadu, hingga salah satu putus dan kalayangannya di perebutkan oleh siapa saja, maka disini ada kompetisi daya tahan terbangnya kalayangan alias siapa yang kalayangannya bisa bertahan lama di udara.

Mengudaranya si raksasa terbang dari Tapin ini jelas akan menjadi pemandangan yang menghibur bagi masyarakat yang melihatnya. Apalagi kalau kalayangan yang terbang di angkasa berjumlah banyak dengan warna, bentuk, dan juga ornemen hiasan di bodinya yang beragam, menggelitik atau bahkan menginspirasi.

Sisi lain manfaat dari masih eksisnya Permainan tradisional kalayangan dandang di Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan ini, selain memperlihatkan tetap terjaganya kelestarian permainan tradisional di daerah, juga memberikan dampak ekonomi yang lumayan lho! 

Setidaknya di setiap datang kemarau, "perputaran uang" dari bermain kalayangan dandang ini lumayan untuk membantu ekonomi keluarga. Sekedar informasi saja, harga 1 set kalayangan dandang ini untuk kualitas terbaik bisa lebih dari sejutaan lho!


Tidak hanya itu, Permainan Kalayangan dandang ini juga bisa dijadikan sebagai media olah fisik atau olahraga, karena memang memerlukan fisik yang kuat untuk bisa menerbangkan layang-layang raksasa ini dengan baik.

Di samping itu, "dunia kalayangan dandang" juga diyakini bisa untuk mengasah kesabaran, kreativitas, jiwa entrepreneur, sekaligus sebagai media silaturahmi antar warga saat memainkannya beramai-ramai di areal persawahan.

Terakhir, beragam keunikan "dunia kalayangan dandang" ini sangat berpotensi menjadi destinasi wisata dengan minat khusus. Tidak hanya unik, tapi juga eksklusif, hanya ada di Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan plus hanya ada di musim kemarau saja.

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun