Kapan terakhir kali anda main layang-layang!?
Tradisi Layang-layang
Layang-layang merupakan salah satu permainan tradisional dunia yang mempunyai lintasan sejarah sangat panjang.
Dimulai sejak 4000-an tahun silam, ketika kaghati roo kolope mulai terbang ke angkasa. Layang-layang tertua di dunia yang sampai sekarang masih bisa kita temukan jejak sejarah dan juga permainan layang-layangnya di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, diyakini punya peran penting bagi penyebaran permainan layang-layang ke berbagai pelosok nusantara, bahkan dunia.
Luar biasanya, keragaman suku budaya dan juga kontur alam Nusantara pada gilirannya juga berperan besar dalam terbentuknya keberagaman tradisi layang-layang di nusantara, tidak hanya bentuk, ukuran atau bahan pembuatannya semata, tapi juga teknik menerbangkan sampai pada keunikan aksesoris layang-layang. Karenanya, wajar jika kemudian nusantara dikenal dunia sebagai surganya layang-layang.
Kalayangan Dandang
Salah satu tradisi layang-layang Nusantara yang sampai sekarang masih tetap eksis menjadi permainan masyarakat, bahkan masih terus hadir juga dalam bentuk festival dan berbagai kejuaraan daerah adalah tradisi "Kalayangan Dandang" dari Kalimantan Selatan atau tepatnya dari dua Kabupaten bertetangga di kawasan Banua Anam paling selatan yaitu, Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan. Sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Banjarmasin.
Baca Juga:Â Jalan Panjang Metamorfosis Sasirangan
Kalayangan merupakan bahasa Urang Banjar untuk menyebut layang-layang secara umum. Sedangkan kata dandang, bukanlah dandang selayaknya alat memasak di dapur ya! Tapi dandang di sini merupakan bahasa Banjar yang maksudnya sama dengan kata dendang, karena kalayangan dandang memang bisa berdendang alias bernyanyi dengan mengeluarkan bunyi-bunyian unik ketika tengah mengudara. Keren kan!?
Bunyi dendang kalayangan yang layaknya suara dengungan kumbang saat kalayangan dandang mengudara, berasal dari aksesoris unik yang dipasang di bagian kepala kalayangan dan dikenal sebagai kukumbangan atau ada juga yang menyebutnya sebagai dangungan, yaitu tabung silinder dari bambu Betung super yang telah mati dengan ukuran diameter rata-rata 12 cm dan panjang ruasnya sekitar 90 cm atau bisa juga menyesuaikan dengan ukuran badan kalayangan.
Intinya semakin besar dan panjang ukuran kukumbangan, maka suara yang dihasilkan, konon akan jauh lebih nyaring dan indah.