Tapi tidak hanya itu keunikan kalayangan asli hasil kreasi Urang Banua yang 100% rangkanya hanya menggunakan kekuatan dan kelenturan bambu saja ini.
Ukuran aslinya secara tradisional yang sangat besar, dengan bentang panjang sayap yang mencapai 7-9 meteran dan panjang total badan, papat, sampai ujung ekor yang mencapai lebih dari 10 meter, mungkin saja menjadikannya sebagai layang-layang tradisional terbesar di nusantara bahkan di dunia yang untuk menerbangkannya memerlukan kerjasama sampai 5 orang sewasa atau bahkan lebih.
Besarnya kalayangan juga mewajibkan pemiliknya untuk menggunakan tali yang mempunyai kekuatan sepadan dengan kekuatan kelayangan ketika sudah mengudara. Dulu sebelum ada tali nilon berbagai ukuran seperti sekarang, para pemain kalayangan dandang akan menggunakan tali tradisional dari bahan pintalan ijuk yang biasa disebut sebagai tali haduk.
Tali haduk ini digulung pada piluntang, alat untuk menggulung tali berbentuk persegi empat seperti kemudi.
Lebarnya penampang memungkinkan badan kalayangan menjadi area grafiti bagi pemiliknya. Bisa melukisnya dengan motif-motif sasirangan, menuliskan pesan-pesan bijak dari Alquran dan hadis, juga petuah-petuah bersahaja dari para alim ulama. Tapi seiring dengan perkembangan jaman, isian gambar pada bodi kalayangan jauh lebih beragam, unik, kreatif dan ekpresif.
Si raksasa dari Tapin ini biasa dimainkan masyarakat di areal persawahan yang lapang setelah rumpun padinya selesai dipanen yang biasanya jatuh di sekitaran musim kemarau bulan Agustus-September.
Bakalayangan dandang atau bermain kalayangan dandang secara prinsip sama saja dengan bermain layang-layang pada umumnya. Hanya saja, karena besarnya kalayangan mengharuskan lebih banyak orang untuk menerbangkannya, selain hembusan angin juga harus kuat.
Begitu juga model kompetisi dalam permainan kalayangan ini juga tidak jauh beda dengan permainan layang-layang lainnya. Selain adu kuat daya tahan tali ketika diadu, hingga salah satu putus dan kalayangannya di perebutkan oleh siapa saja, maka disini ada kompetisi daya tahan terbangnya kalayangan alias siapa yang kalayangannya bisa bertahan lama di udara.
Mengudaranya si raksasa terbang dari Tapin ini jelas akan menjadi pemandangan yang menghibur bagi masyarakat yang melihatnya. Apalagi kalau kalayangan yang terbang di angkasa berjumlah banyak dengan warna, bentuk, dan juga ornemen hiasan di bodinya yang beragam, menggelitik atau bahkan menginspirasi.