Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jalan Panjang Metamorfosis Sasirangan

12 Desember 2023   19:19 Diperbarui: 13 Desember 2023   09:10 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak Ada Sasirangan yang Sama Persis | @kaekaha

Ada 12 motif sasirangan yang telah diakui negara, melalui Dirjen Hak Kekayaan Intelektual-Kemenkumham, yaitu motif iris pudak, kulat karikit, turun dayang, bintang bahambur, ombak sinapur karang, daun jaruju, naga balimbur, kambang kacang, bayam raja, kambang tampuk manggis, jajumputan dan kangkung kaombakan.

Sasirangan Bordir, Perkawinan Sasirangan ORI dengan Seni Bordir | @kaekaha
Sasirangan Bordir, Perkawinan Sasirangan ORI dengan Seni Bordir | @kaekaha

Sasirangan masih terus bermetamorfosis! Lahirnya "varian" sasirangan bordir yang mengawinkan sasirangan dengan seni bordir di sela-sela motif-motif baru yang terus bermunculan, menjadi angin segar bagi pelestarian sekaligus diversifikasi produk sasirangan. 

Sementara itu, antusiasme perajin sasirangan untuk back to nature, kembali memanfaatkan bahan pewarna alam, merupakan langkah cerdas dan strategis guna terbebas dari bahaya pewarna sintetis pemicu kanker juga pencemar lingkungan yang berbahaya untuk kehidupan, seperti naphtol, direct, rapid, procion, remasol dan indogosol. 

Sasirangan Alami yang Warnanya Cenderung Lebih Soft | @kaekaha
Sasirangan Alami yang Warnanya Cenderung Lebih Soft | @kaekaha

Sebagai gantinya, sekarang perajin sasirangan mulai biasa menggunakan bahan pewarna alam, seperti kayu secang (merah), daun mangga (kuning), indigofera (biru), kesumba Keling (oranye), daun Kabuau (hitam), kayu Ulin (cokelat) dan banyak lagi yang lainnya. Selain mudah didapat bahan-bahan pewarna alam ini, harganya juga relatif ekonomis. 

Memang, proses pewarnaan sasirangan dengan bahan alam ini, tahapannya sedikit lebih panjang, tapi hasil jadi kainnya yang cenderung soft dan tahan lama, luar biasa eksotis dan pastinya akan lebih mudah diterima pasar dunia yang sebagian besar memang telah melarang perdagangan tekstil dengan pewarna sintetis.

Bahan Pewarna Alam | @kaekaha
Bahan Pewarna Alam | @kaekaha

Sasirangan "ramah lingkungan" merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan secara ekonomi sekaligus solusi berkelanjutan untuk kehidupan di masa depan.

Teraktual, "diversifikasi" sasirangan sebenarnya tidak hanya sebatas pada motif yang semakin beragam, pilihan bahan pewarnaan yang semakin beragam dan ramah lingkungan semata, tapi juga semakin beragamnya kriya kreatif berbahan dasar dari kain sasirangan, sebut saja topi, kopiah, tas, sendal, sepatu, cover wadah tisu, galon dan banyak lagi yang lainnya. 


Bahkan, di beberapa kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan sudah banyak instansi yang menjadikan sasirangan sebagai penghias interior yang estetis, seperti untuk ruang kantor, kelas, ruang rapat atupun gedung olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun