Ada 12 motif sasirangan yang telah diakui negara, melalui Dirjen Hak Kekayaan Intelektual-Kemenkumham, yaitu motif iris pudak, kulat karikit, turun dayang, bintang bahambur, ombak sinapur karang, daun jaruju, naga balimbur, kambang kacang, bayam raja, kambang tampuk manggis, jajumputan dan kangkung kaombakan.
Sasirangan masih terus bermetamorfosis! Lahirnya "varian" sasirangan bordir yang mengawinkan sasirangan dengan seni bordir di sela-sela motif-motif baru yang terus bermunculan, menjadi angin segar bagi pelestarian sekaligus diversifikasi produk sasirangan.Â
Sementara itu, antusiasme perajin sasirangan untuk back to nature, kembali memanfaatkan bahan pewarna alam, merupakan langkah cerdas dan strategis guna terbebas dari bahaya pewarna sintetis pemicu kanker juga pencemar lingkungan yang berbahaya untuk kehidupan, seperti naphtol, direct, rapid, procion, remasol dan indogosol.Â
Sebagai gantinya, sekarang perajin sasirangan mulai biasa menggunakan bahan pewarna alam, seperti kayu secang (merah), daun mangga (kuning), indigofera (biru), kesumba Keling (oranye), daun Kabuau (hitam), kayu Ulin (cokelat) dan banyak lagi yang lainnya. Selain mudah didapat bahan-bahan pewarna alam ini, harganya juga relatif ekonomis.Â
Memang, proses pewarnaan sasirangan dengan bahan alam ini, tahapannya sedikit lebih panjang, tapi hasil jadi kainnya yang cenderung soft dan tahan lama, luar biasa eksotis dan pastinya akan lebih mudah diterima pasar dunia yang sebagian besar memang telah melarang perdagangan tekstil dengan pewarna sintetis.
Sasirangan "ramah lingkungan" merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan secara ekonomi sekaligus solusi berkelanjutan untuk kehidupan di masa depan.
Teraktual, "diversifikasi" sasirangan sebenarnya tidak hanya sebatas pada motif yang semakin beragam, pilihan bahan pewarnaan yang semakin beragam dan ramah lingkungan semata, tapi juga semakin beragamnya kriya kreatif berbahan dasar dari kain sasirangan, sebut saja topi, kopiah, tas, sendal, sepatu, cover wadah tisu, galon dan banyak lagi yang lainnya.Â
Bahkan, di beberapa kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan sudah banyak instansi yang menjadikan sasirangan sebagai penghias interior yang estetis, seperti untuk ruang kantor, kelas, ruang rapat atupun gedung olahraga.