Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keliling Indonesia Bersama Pak De!

19 November 2024   13:32 Diperbarui: 19 November 2024   13:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap bertemu Pak De, baik di dalam ruang kelas saat belajar, maupun di luar kelas dalam aktifitas apapun, selalu ada ilmu dan pengetahuan baru yang kami dapatkan, terutama tentang keindahan alam dan kekayaan serta keragaman tradisi budaya Nusantara, Indonesia kita!

Seperti pagi ini, saat istirahat pertama setelah kami habiskan jam pelajaran pertama dan kedua dengan olahraga di lapangan bola. Kami melihat Pak De sedang asyik ngobrol dengan tukang angon bebek atau penggembala itik yang sedang mengawasi ratusan bebeknya di sawah depan sekolah kami yang beberapa hari lalu, padinya baru saja dipanen.  

Pak De yang melihat kami duduk-duduk santai di bawah pohon Trembesi raksasa di samping sekolah sambil menyantap ote-ote sayur dan juga rondo royal ditemani es sinom segar yang dibuat dari daun asam muda kesukaan kami, langsung memanggil kami untuk duduk bersama beliau menyaksikan ratusan bebek yang sedang asyik mencari makan itu.

Rombongan bebek-bebek yang menurut penggembalanya datang dari kabupaten sebelah itu, kata Pak De merupakan jenis itik Alabio, itik "jagoan" asli Indonesia dari Kalimantan Selatan yang katanya sangat rajin bertelur. 

Terbukti, beberapa kali Lik Bejo, penggembala itik-itik itu meminta kami mengambil telur-telur itik yang tercecer di antara beberapa rumpun padi yang baru saja dipanen itu. Bahkan beberapa diantaranya ada yang terendam dalam air berlumpur dan terinjak-injak bebek di barisan belakangnya.

Tentu saja, dengan senang hati dan riang gembira kami semua langsung menyerbu sawah berlumpur di hadapan kami tanpa menunggu aba-aba lagi. 

Tapi kami tidak boleh terlalu berisik, agar tidak mengganggu itik-itik yang sedang asyik berburu cacing dan biota dalam lumpur dengan paruhnya yang disosor-sosorkan penuh semangat itu, bersaing dengan kawanan burung Kuntul yang juga mulai berdatangan. Duh serunya itu lho...

Kata Pak De, ketika kita sama-sama turun ke sawah membantu Lik Bejo mengumpulkan telur itik yang tercecer, "kita mempunyai banyak jenis itik 'jagoan' yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Ada yang jago bertelur, ada yang jago terbang, jago berlari, ada juga yang jago untuk pedaging karena badannya yang kekar".

"Selain Itik Alabio, kita juga punya Itik Metaram atau itik Turi dari Bantul Jogjakarta, Itik Tegal, Itik Mojosari dari Mojokerto, itik Bali, Itik Rambon dari Cirebon, Itik Kerinci dari Jambi, Itik Pitalah dari Tanah Datar Sumatera Barat dan lain-lainnya."

***

Baca Juga Yuk, Cerita Fabel "Ketika Maut Mengakhiri Persahabatan Albi dan Haru!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun