Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Grafiti" di Boarding Pass yang Bikin Geli!

18 Juni 2023   08:38 Diperbarui: 18 Juni 2023   08:47 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabut Pagi di Seputaran Bandara Kalimarau | @kaekaha

"Hiburan" di Depan Mata | @kaekaha

Alhamdulillah, selama penerbangan berdurasi sekitar 80 menit tersebut, tidak ada hal luar biasa ataupun spesial yang terjadi dan menjadi pembeda dengan penerbangan-penerbangan saya sebelumnya, termasuk tidak adanya inflight meals. Begitu juga inflight entertainment system di sepanjang perjalanan. Maklum, kita kan dalam penerbangan low cost carrier dalam rute pendek pula!  

Tapi jangan salah, dalam penerbangan ini saya justeru mendapatkan “hiburan spesial” dari penumpang di sebelah kanan saya yang awalnya saya mintai tolong untuk memotretkan sayap pesawat di sebelahnya. 

Baca Juga :  Perjalanan Banjarmasin-Manado, Serunya Menapaktilasi Bentang "Lebar Nusantara"

Saya tertarik minta dipotretkan, karena posisi  tempat duduk atau kabin pesawat  ATR 72-600 ini, ternyata secara keseluruhan lebih rendah dari sayap pesawat, jadi posisi duduk saya saat itu serasa berada di "ketiak" sayap pesawat, hingga saya bisa merasakan  asyiknya sensasi terbang layaknya berada di bagian perut burung raksasa dan ini  sangat berbeda jika menumpang pesawat jenis Boeing atau Airbus yang posisi sayapnya secara umum lebih rendah dari  kabin. Hingga menaikinnya serasa berada di punggung burung rasasa! He...he...he...

Ketiak ATR 72-600 | @kaekaha
Ketiak ATR 72-600 | @kaekaha

Kerennya, si-mas yang saya lupa namanya ini, punya kerabat yang menjadi salah satu saksi hidup tragedi jatuhnya pesawat DC-8, TF-FLA milik Icelandic Airlines, penerbangan jamaah haji Indonesia asal Kalimantan Selatan,  di Colombo, Srilanka tahun 1978 yang menyisakan hanya 78 penumpang selamat dari total 288 penumpang termasuk 13 kru. Kira-kira ngeri nggak sih, pas naik pesawat trus ngomongin tragedi pesawat jatuh?

Terima kasih, Mudahan Bermanfaat!

Salam Matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Air | Dok. KOMAIR
Kompasianer Air | Dok. KOMAIR

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun