Alhamdulillah, selama penerbangan berdurasi sekitar 80 menit tersebut, tidak ada hal luar biasa ataupun spesial yang terjadi dan menjadi pembeda dengan penerbangan-penerbangan saya sebelumnya, termasuk tidak adanya inflight meals. Begitu juga inflight entertainment system di sepanjang perjalanan. Maklum, kita kan dalam penerbangan low cost carrier dalam rute pendek pula!
Tapi jangan salah, dalam penerbangan ini saya justeru mendapatkan “hiburan spesial” dari penumpang di sebelah kanan saya yang awalnya saya mintai tolong untuk memotretkan sayap pesawat di sebelahnya.
Baca Juga : Perjalanan Banjarmasin-Manado, Serunya Menapaktilasi Bentang "Lebar Nusantara"
Saya tertarik minta dipotretkan, karena posisi tempat duduk atau kabin pesawat ATR 72-600 ini, ternyata secara keseluruhan lebih rendah dari sayap pesawat, jadi posisi duduk saya saat itu serasa berada di "ketiak" sayap pesawat, hingga saya bisa merasakan asyiknya sensasi terbang layaknya berada di bagian perut burung raksasa dan ini sangat berbeda jika menumpang pesawat jenis Boeing atau Airbus yang posisi sayapnya secara umum lebih rendah dari kabin. Hingga menaikinnya serasa berada di punggung burung rasasa! He...he...he...
Kerennya, si-mas yang saya lupa namanya ini, punya kerabat yang menjadi salah satu saksi hidup tragedi jatuhnya pesawat DC-8, TF-FLA milik Icelandic Airlines, penerbangan jamaah haji Indonesia asal Kalimantan Selatan, di Colombo, Srilanka tahun 1978 yang menyisakan hanya 78 penumpang selamat dari total 288 penumpang termasuk 13 kru. Kira-kira ngeri nggak sih, pas naik pesawat trus ngomongin tragedi pesawat jatuh?
Terima kasih, Mudahan Bermanfaat!
Salam Matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!