Itu baru bakso-bakso versi manggon, belum termasuk tukang bakso yang jualan ider alias jualan dengan cara menjaja secara keliling khas masyarakat nusantara yang pastinya jauh lebih epik, heroik dan tentunya juga tak kalah unik!Â
Kita semua tahu, bagaimana karakter dan etiket kuat para "pedagang-pedagang" nusantara yang identik dengan keuletan dan juga kerja kerasnya. Begitu juga dengan orang-orang kreatif di belakang gerobak-gerobak bakso yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini, tidak hanya cerdas dan kreatif saja, mereka semua pekerja keras!Â
Tidak heran jika di Tangan-tangan kreatif mereka, kuliner yang mempunyai akar sejarah sangat panjang dari negeri China dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-17 ini, seperti termuliakan!Â
Seperti berjodoh, simbiosis mutualisme diantara keduanya menjadikan transformasi bakso di tangan masyarakat Nusantara menjadi jauh lebih massive hingga naik kelas dan populer seperti sekarang, sehingga pada gilirannya menjadi sebuah komoditi perekonomian yang sangat menjanjikan bagi para pelaku usahannya.
Baca Juga : Â Tergoda Sajian "Cuanki Jalanan" Asli dari Kota Garut
Tidak heran jika di Kota Banjarmasin dan sepertinya juga kota-kota lain di nusantara, sudah banyak para pedagang bakso yang sebagian besar merupakan perantau dari Pulau Jawa sejak era 70-an, sekarang telah menikmati hasil jerih payahnya yang benar-benar dimulai dari nol, menjadi saudagar-saudagar mapan dari usaha kuliner bakso.Â
Menurut para saudagar bakso yang juga generasi pertama perantau dari Jawa yang juga tergabung dalam beberapa organisasi persaudaraan perantau dari Jawa di Kalimantan ini, bakso manggon yang sudah mapan dengan nama besar yang sudah dikenal di Banjarmasin, semuanya diawali dengan jualan keliling atau ider dengan menggunakan gerobak. Woooow!
Tradisi menjajakan makanan dengan cara berkeliling atau ider dalam budaya masyarakat nusantara, khususnya di Pulau Jawa, sebenarnya mempunyai perjalanan sejarah yang juga tidak kalah panjang. Salah satunya yang paling  ikonik tentu seni menjajakan kuliner paling "tradisional", yaitu dengan cara dipikul.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!