Jadi, posisi kosakata Anang atau Nanang sebagai panggilan sayang atau sebutan untuk anak laki-laki itu, mungkin setara dengan istilah tole (Jawa), Buyung (Padang), Ucok (Batak), Ujang (Sunda) dan lain-lainnya atau mungkin teman-teman dari daerah lain di Nusantara mau menambahkan istilah sebutan untuk anak laki-laki dalam bahasa daerahnya, silahkan tulis di ruang komen ya... Terima kasih!
Mengenal "Sidin dan Marina"
Situasi yang kurang lebih sama seperti yang dialami Krisdayanti juga pernah saya alami ketika pertama kali menginjakkan kaki di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Terlebih setelah berinteraksi langsung secara intensif dengan Urang Banjar pada akhir 90-an.
Saat itu, saya juga sedikit heran dengan banyaknya Urang Banjar yang bernama Sidin dan Marina atau ada juga sebagian yang menyebutnya sebagai Mamarina.
Setiap hari, di tempat-tempat berbeda saya mendengar kedua nama itu seringkali disebut-sebut dalam berbagai percakapan.
Siapa sebenarnya Sidin dan Marina atau Mamarina ini? Kenapa keduanya begitu populer di lingkungan masyarakat Banjar?
Hayooo ada yang tahu nggak, siapa sosok Sidin dan Marina?
Beruntung, setelah akhirnya kembali berkecimpung di dunia radio lokal yang kebetulan bergenre budaya yang kelak juga mempertemukan saya dengan para pegiat budaya Banjar militan, yang tentunya sangat paham dengan semua rasa penasaran saya terhadap misteri nama Sidin, Marina dan Mamarina yang begitu populer di Banjarmasin, dari mereka jugalah akhirnya misteri nama itu terbongkar juga.
Kurang lebih posisinya sama seperti makna asal dari kosakata Anang atau Nanang yang dalam bahasa Banjar ternyata tidak selalu identik dengan nama orang, seperti yang saya pahami sebelumnya, tapi ternyata justru berperan sebagai gelar kebangsawanan dan juga panggilan sayang untuk anak laki-laki juga, maka sebutan Sidin, Marina dan Mamarina juga bukan merujuk pada nama seseorang.