Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Ibu Tentang Kisah Bapak dengan Pakaian "Mahalnya"

28 Oktober 2022   22:34 Diperbarui: 28 Oktober 2022   23:04 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian-pakaian Mahal | @kaekaha

Menurut bapak, seperti yang di ceritakan ibu kepada kami, pada posisi sosial dan ekonomi saat itu, akan sangat mubazir alias tidak ada manfaatnya jika bapak mengikuti nafsunya hanya untuk show on alias untuk gaya-gayaan, bahkan untuk investasi sekalipun dengan menggunakan "pakaian-pakaian" bermerek yang tentunya juga jauh lebih  mahal.

Karena, tidak ada satupun orang di sekitar beliau yang mengenali barang branded yang dipakainya. Kalaupun beliau "terpaksa" harus mengatakan dengan jujur  tentang barang-branded yang beliau pakai (biasanya pas mau menjualnya), tetap saja orang-orang disekitar mereka tidak akan pernah percaya!

Seperti kisah beliau waktu mau menjual kacamata dan sepatu ORI dari Amrik hadiah dari para kolega  karena perlu uang, tidak ada satupun  keluarga, teman, sahabat, termasuk tetangga kiri kanan yang percaya. Sedih dah pokoknya!

Tidak hanya itu,  "pakaian-pakaian mahal" itu ternyata juga membuat hidup bapak yang relatif nomaden karena harus berlayar menjadi tidak tenang. Bagaimana tidak, kemungkinan pakaian-pakaian itu diminati oleh "si panjang tangan" sangat terbuka! Sementara, bapak juga sadar diri tidak punya banyak stok pakaian.

Sejak momentum itu, bapak lebih memilih gaya hidup baru dengan pakaian-pakaian biasanya. Selain menyesuaikan dengan lingkungan sosial-ekonomi saat itu, bapak juga bisa gonta-ganti pakaian pada waktunya dan yang terpenting bisa hidup lebih tenang tanpa rasa was-was dan prasangka buruk pada "si panjang tangan".

Meskipun begitu, prinsip ini tidak serta-merta menjadikan bapak anti dengan barang-barang bermerek yang original dan tentunya berharga relatif mahal lho ya! Karena untuk "pakaian-pakaian" tertentu, seperti jam tangan dan sepatu yang memang tidak perlu gonta-ganti per-periodenya, beliau selalu lebih memilih yang bermerek dengan alasan lebih berkualitas dan tentunya tahan lama.

Semoga bermanfaat,

Salam matan Kota 1000 Sungai,

Banjarmasin nan Bungas!

Kompasiana Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 
Kompasiana Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun