Penumpang transportasi air memang relatif masih "hidup" untuk jalur-jalur tertentu yang jaraknya relatif dekat, seperti antar kota dalam propinsi (AKDP) di Kalimantan Selatan atau antar kota di Kalimantan Tengah saja, tapi untuk jalur antar kota antar propinsi (AKAP), seperti Kota Banjarmasin-Kota Muara Teweh dekat trayek jarak jauh seperti Kota Banjarmasin-Kota Muara Teweh yang bisa akan ramai bila mendekati lebaran saja.
Mudik "Berpetualang" ke Hulu Sungai Barito
Di tengah semakin sedikitnya pilihan transportasi sungai di sepanjang jalur Sungai Barito, tetap saja ada sebagian masyarakat yang masih setia menjadikan alat transportasi legendaris yang telah puluhan tahun menjelajahi setiap jengkal sungai yang bermuara di laut Jawa ini sebagai pilihan utama perjalanan menuju kota-kota di hulu yang berjarak ratusan kilometer dengan berbagai alasan.
Ada beragam alasan masuk akal dan tidak masuk akal yang menjadikan mereka tetap setia dengan bus air, taksi air dan beragam moda transportasi air lainnya dan yang paling menarik perhatian adalah alasan menjaga tradisi dan juga sensasi "berpetualang" yang selalu hadir di setiap sekuel perjalanannya.Â
Baca Juga: "Basambang Mambangkit Tampirai" Ngabuburit Asyik ala Urang Banjar
Maknanya, jika setiap mudik dari Kota Banjarmasin menuju Kota Muara Teweh naik bus air, maka Insha Allah eksistensi bus air akan terus terjaga dan yang paling menggoda, tentu sensasi berpetualangnya itu lho!
Penasaran nggak sih, gimana rasanya "berpetualang" sehari semalam naik taksi air dari Banjarmasin-Muara Teweh atau dua hari dua malam menjelajah Sungai Barito dengan bus air untuk rute yang sama?
Setidaknya ada tiga pelabuhan sungai yang bisa dituju untuk bisa mudik sekaligus "berpetualang" menuju berbagai kota di Hulu Sungai Barito yang ke semuanya masuk dalam wilayah Kalimantan Tengah, mulai dari Ampah, Buntok, Muara Teweh dan atau lanjut ke pucuknya di Kota Puruk Cahu ibu kota Kabupaten Murung Raya.Â
Di pelabuhan Banjar Raya, kita bisa menemukan KM Pancar Mas II satu-satunya armda bus air yang setiap seminggu sekali masih berlayar menuju Muara Teweh PP alias pulang-pergi. Sedangkan di pelabuhan Siring Tendean atau pelabuhan Pasar Lima yang juga biasa menjadi tempat sandar kapal barang dari dan ke pedalaman Hulu Barito, kita bisa menemukan taksi air yang juga bisa membawa kita mudik ke berbagai kota di hulu Sungai Barito.
Jika menggunakan taksi air, selain penumpangnya sedikit dan hanya boleh membawa barang terbatas layaknya barang bagasi, menjadikan taksi air yang ukuran kapalnya jauh lebih kecil mempunyai waktu tempuh jauh lebih cepat dibanding dengan bus air dan tentunya tarif ongkosnya juga relatif lebih mahal.
Baca Juga: Â Hablumminannas dan Tali-temali Tradisi Kesalehan Sosial Khas Pasar Terapung, Lok Baintan
Sedangkan untuk bus air yang relatif berukuran lebih besar, lebih cocok untuk mudik yang tidak terburu-buru, karena waktu tempuhnya jelas lebih lama.Â