Baca Juga :Â Â Balada "Warung Sakadup", Sisi Unik nan Menggemaskan Ramadhan di Kota 1000 Sungai
Bahkan menurut Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar yang juga pengajar di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Taufik Arbain, relasi intens Urang Banjar dengan Orang Ma'anyan ini telah terjadi di abad-abad awal politik dakwah Kesultanan Banjar yang mengirimkan para pendiaspora dakwah memasuki pedalaman selain kepentingan perluasan wilayah (ekspansi) di kawasan pedalaman Tamiang.Â
Melanjutkan relasi intens pada periode sebelumnya sebagaimana riset Pradiptajati dan Nicolas Brucato ahli genetik dari Universitas Toulouse Prancis, peneliti DNA orang Madagaskar yang menemukan komposisi prosentase genetikanya, campuran Melayu Banjar dan Ma'anyan masing-masing 75 : 15 persen.
Maknanya, kehadiran tradisi bertoleransi dalam wujud balai hakey telah ada sejak beratus-ratus tahun silam dan luar biasanya sampai sekarang dan seterusnya akan tetap aktual, karena sejatinya bukan hanya jejaknya saja yang sekarang masih bisa terlihat, tapi sosok asli nan megah balai hakey sampai saat ini masih bisa dilihat, masih bisa dirasakan dan tentunya masih terus menginspirasi dunia bagaimana bertoleransi yang adil dan proporsional! Â
Di daerah Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, pembangunan balai hakey masih terus dilaksanakan seiring persiapan upacara besar Ijambe/Ijame, yaitu upacara kematian khas masyarakat Suku Dayak Ma'anyan. Tertarik untuk menjadi saksi warisan tradisi toleransi tertua yang masih ada dan terdokumentasi dengan baik ini? Yuk jalan-jalan ke Kalimantan...
Semoga bermanfaat!
"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1443 H"
Salam matan Kota 1000 Sungai,Â
Banjarmasin nan Bungas!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H