Sedangkan sebutan sebagai "Buah Ramadhan-nya" Urang Banjar, karena buah yang kalau masak selalu mengeluarkan citra bau sangat harum dan menggoda ini hanya bisa di temukan di seputar bulan Ramadhan saja.Â
Jadi jangan berharap bisa menemukan tanaman buah yang termasuk tanaman semusim (sekali panen) ini di luar bulan Ramadan, meskipun sebenarnya buah ini tetap saja bisa ditanam di sepanjang musim atau kapan saja, di Kalimantan Selatan.Â
Uniknya fenomena kemunculan belungka batu yang hanya ada di seputar Ramadan ini, tidak terlepas dari fungsi pemanfaatan buah Belungka Batu itu sendiri, yang sejauh ini hanya cocok untuk membuat es buah atau es campur saja dan itupun sepertinya juga hanya cocok untuk produk es campur atau es buah khusus untuk berbuka puasa saja.
Makanya, diluar Ramadan dipastikan sangat susah untuk menemukan buah yang satu ini, termasuk di lapak-lapak penjual es campur maupun penjual buah.
Karena booming pemanfaatannya hanya terjadi di seputar puasa ramadan saja, plus inovasi diversifikasi produk olahannya yang juga belum nampak ada, maka petaninya lebih memilih pragmatis, dengan hanya menanam buah Belungka batu di sekitar bulan Ramadan saja, (rata-rata satu setengah bulan sebelum Ramadan tiba.
Es Belungka Batu khas Banjar
Kekhasan belungka batu adalah citarasa daging buahnya yang hambar dan mudah hancur jika telah masak, meskipun menurut beberapa sumber terpercaya, buah ini banyak mengandung vitamin C, vitamin A, asam linoleat, kalium, potasium, magnesium dan beragam nutrisi lainnya yang berkhasiat baik untuk tubuh.Â
Dengan karakter daging buah seperti itu, tidak heran jika Urang Banjar lebh suka menjadikan buah ini sebagai elemen terpenting untuk membuat Es buah sirup merah, salah satu sajian sederhana paling populer untuk berbuka puasa di kalangan Urang Banjar di Kalimantan Selatan.Â
Uniknya, secara umum es buah versi Urang Banjar ini, selalu menjadikan belungka batu sebagai bahan buah tunggal alias satu-satunya atau tidak menambahkan elemen buah lainnya ke dalam olahan es buah-nya.