Asal-Usul Unik Nama Likupang
Menurut versi Portugis yang memberi nama Likupang pada 1550-an, asal-usul nama Likupang memang tidak lepas dari Kota  Kupang Ibu Kota Nusa Tenggara Timur. Nama Likupang merupakan gabungan dari kata Li kependekan dari Linekepan (nama lama Likupang) dengan kata Kupang.
Nama Kupang diadopsi, karena Portugis datang ke Minahasa dari Kota Kupang. Sedangkan nama Linekepan sendiri memang ada beberapa versi arti. Ada yang menyebut berakar dari kata Linekep (bahasa Tonsea) yang artinya tenggelam, karena kawasan ini akan tenggelam ketika laut pasang.
Ada juga yang menyebut arti Linekepan sebagai kampung paling ujung, tapi ada juga yang mengartikan sebagai peninsula atau semenanjung. Ini uniknya!Â
Meskipun cenderung berbeda-beda, tapi kalau diperhatikan, dari beberapa makna kata Linekepan diatas, semuanya mengacu pada fakta geografis dari Linekepan atau sekarang kita sebut sebagai Likupang itu sendiri.
Selain itu, dalam legenda Tumatenden (pancuran bidadari)Â yang bersumber dari leluhur masyarakat Tonsea, salah satu sub-etnik Minahasa dikisahkan, Likupang merupakan sebuah telaga yang menjadi tempat turunnya 9 bidadari dari kayangan ke bumi nyiur melambai yang kelak salah satu diantaranya menjalin kasih dengan seorang anak manusia.Â
Kisah yang relatif mirip dengan kisah cerita rakyat masyarakat Jawa, Jaka Tarub ini secara implisit dan eksplisit juga memberi gambaran bagaimana ekosistem "surga" bernama Likupang mampu mempesona siapapun, termasuk 9 bidadari dan juga kamu?
Pesona "Surga" Likupang
DSP Likupang yang terkonsentrasi di Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Â berjarak 48 km dari Kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara.Â
Karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pusat perekonomian dan pemerintahan yang didukung infrastruktur cukup baik, hanya perlu sekitar 1,5 jam perjalanan darat untuk mencapainya, menjadikan "Surga" penikmat wisata alam ini sangat mudah diakses dengan berbagai moda transportasi, baik jalur darat, laut maupun udara.