Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Kembalikan ke Tempat Semula" Mantra Sakti Merapikan Barang Apa Saja dan di Mana Saja!

28 Juni 2021   07:07 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:02 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengembalikan ke Tempat Semula | tekiro.com 
Mengembalikan ke Tempat Semula | tekiro.com 

Dengan begitu, keberadaan serta kelengkapan beragam tools milik workshop dan atau bengkel bisa lebih mudah dimonitor dan dikontrol. Cepat ditemukan ketika akan diperlukan, segera terdeteksi jika tidak ada dalam formasi tempat standarnya, hingga perawatan lebih mudah dan intensif, plus pastinya akan menghemat banyak pos pengeluaran akibat lost-nya beragam tools.

Belajar dari penerapan himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" di perusahaan atau organisasi yang telah lebih dulu familiar dengan housekeeping management, sejatinya kita juga bisa mengaplikasikannya dimana saja! Termasuk di lingkungan sosial, apalagi dalam lingkungan rumah tangga.

Untuk pemanfaatan dalam rumah tangga, frasa di atas juga tidak kalah bermanfaatnya lho! Satu hal terpenting untuk menciptakan habitus "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" dalam rumah tangga adalah konsistensi yang konsisten.

Merapikan Peraltan Dapur | rumah.com
Merapikan Peraltan Dapur | rumah.com

Tanpa konsistensi yang konsisten, "penegakan" himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" dimana saja, apalagi dalam keluarga tidak akan pernah bisa terwujud.

Godaan untuk memberi toleransi kepada anggota keluarga yang tidak konsisten pada himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" jelas menjadi ancaman utama yang harus dieliminir sebijaksana mungkin.

Untuk output maksimal, semua anggota keluarga wajib terlibat dan dilibatkan dalam membentuk habitus "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula ini, termasuk anak-anak! 

Karena jika sejak dini telah dilibatkan, maka aktifitas pengulangan-demi pengulangan dalam rangka mematuhi himbauan dari kedua frasa diatas, dengan sendirinya akan terekam dalam alam bawah sadar anak hingga lengket lebih kuat, sehingga dengan sendirinya akan membentuk habitusnya.

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun