Dengan begitu, keberadaan serta kelengkapan beragam tools milik workshop dan atau bengkel bisa lebih mudah dimonitor dan dikontrol. Cepat ditemukan ketika akan diperlukan, segera terdeteksi jika tidak ada dalam formasi tempat standarnya, hingga perawatan lebih mudah dan intensif, plus pastinya akan menghemat banyak pos pengeluaran akibat lost-nya beragam tools.
Belajar dari penerapan himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" di perusahaan atau organisasi yang telah lebih dulu familiar dengan housekeeping management, sejatinya kita juga bisa mengaplikasikannya dimana saja! Termasuk di lingkungan sosial, apalagi dalam lingkungan rumah tangga.
Untuk pemanfaatan dalam rumah tangga, frasa di atas juga tidak kalah bermanfaatnya lho! Satu hal terpenting untuk menciptakan habitus "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" dalam rumah tangga adalah konsistensi yang konsisten.
Tanpa konsistensi yang konsisten, "penegakan" himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" dimana saja, apalagi dalam keluarga tidak akan pernah bisa terwujud.
Godaan untuk memberi toleransi kepada anggota keluarga yang tidak konsisten pada himbauan "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula" jelas menjadi ancaman utama yang harus dieliminir sebijaksana mungkin.
Untuk output maksimal, semua anggota keluarga wajib terlibat dan dilibatkan dalam membentuk habitus "Kembalikan ke Tempat Semula" dan atau "Kembalikan Seperti Semula ini, termasuk anak-anak!Â
Karena jika sejak dini telah dilibatkan, maka aktifitas pengulangan-demi pengulangan dalam rangka mematuhi himbauan dari kedua frasa diatas, dengan sendirinya akan terekam dalam alam bawah sadar anak hingga lengket lebih kuat, sehingga dengan sendirinya akan membentuk habitusnya.
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!