Efeknya, beat-beat nada yang layaknya "minuman suplemen" ini secara detail terekam begitu baik dalam otak dan alam bawah sadar saya, sampai saya benar-benar hafal di luar kepala nada lagu-lagu dalam album-album musik kesukaan beliau, dari yang beken macam Led Zeppelin, The doors, The Rolling stones, Procol Harum,  Rainbow, The Kinks, Simon & Garfunkel sampai yang kurang familiar (bagi saya ya!) seperti The Turtles, The Meters dan lain-lainnya.
Bapak Suka Baca, Anak Rakus Baca!
Masih ingat dengan peribahasa unik "guru kencing berdiri, murid kencing berlari"?Â
Sepertinya peribahasa inilah yang sangat cocok untuk menggambarkan korelasi hobi ke-3 bapak yang akhirnya menurun kepada saya. Tau maknanya kan gaes?
Baca Juga : Â "Peci Pakol" Impian, Kopiahnya Para Mujahidin
Umumnya peniru bisa melebihi "kebolehan" orang yang ditirunya. Mungkin kurang lebih seperti itulah makna peribahsa di atas.Â
Dari bapak yang paling hobi mengisi waktu dengan membaca apa saja, tapi lebih banyak, koran, komik dan buku-buku pertanian-perkebunan-peternakan sih! Akhirnya saya juga mempunyai hobi yang sama, membaca!Â
Cuma bedanya, saya mempunyai kebutuhan membaca yang lebih akut dibanding bapak saya. Menurut beliau, saya itu rakus sama bacaan, makanya sejak kecil harus sudah pakai kaca mata!
Hampir semua buku bacaan yang dibelikan bapak sejak saya kecil, kecuali yang dipinjam orang dan saya lupa, sampai sekarang masih saya simpan di ruang baca keluarga, mirip-mirip perpustakaan keluarga gitulah! Tidak hanya buku, koran-koran dan majalah bapak yang menurut saya perlu saya simpan juga saya koleksi.Â
Baca Juga:Â Saatnya Memunculkan Kategori Penghargaan "Article of The Year" di Kompasianival 2021