Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Kurma Busuk Aburrahman bin Auf dan Kegagalannya Memiskinkan Diri

6 Mei 2021   10:37 Diperbarui: 6 Mei 2021   10:42 2636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Demi mendengar situasi ini, Abdurrahman bin Auf langsung berinisiatif untuk membeli semua kurma warga Madinah yang berpotensi busuk, bahkan yang sudah busuk sekalipun sebagai salah satu upayanya bersedekah dijalan Allah SWT dengan cara mengambil alih potensi kerugian dari seluruh pelaku usaha kurma, berikut rantai distribusinya di Madinah.

Tidak tanggung-tanggung, Abdurahman bin Auf sudah mempersiapkan seluruh hartanya untuk keperluan membeli kurma ini, meskipun sama sekali tidak ada rencana apapun terhadap kurma yang semuanya hampir busuk itu, selain motivasinya mengambil potensi kerugian masyarakat Madinah, sebagai ikhtiarnya untuk memiskinkan diri agar kelak proses hisab hartanya lebih cepat.

Baca Juga :  Wafatnya "Mengguncang Arasy dan Dihadiri 70.000 Malaikat", Inilah Kisah Hikmah Sahabat Sa'ad bin Muadz                                 

Mendapati keseriusan sahabat Rasulullah SAW tersebut untuk membeli semua kurma yang hampir busuk tersebut, semua pedagang pun mengucap syukur kepada Sang Khaliq. Semua pedagang menjadi bergembira dan tak henti-hentinya mengucap syukur serta memuji-muji Allah SWT, karena mereka lolos dari kemungkinan kerugian besar yang sudah didepan mata, begitu juga Abdurrahman bin Auf yang berlega hati, karena jalan untuk memiskinkan diri, sekaligus bisa masuk surga lebih cepat juga sudah terbentang didepan mata.

Sekali lagi, manusia hanya bisa berencana dan tetap Allah SWT yang bisa menentukan semuanya dan Allah pastilah lebih tahu dengan apa yang dibutuhkan oleh makhluk-Nya.

Beberapa hari kemudian, ketika kurma-kurma yang sengaja dibiarkan saja membusuk secara pelan-pelan di gudang-gudang Kota Madinah oleh Abdurrahman bin Auf itu benar-benar mebusuk, tiba-tiba ada utusan dari Negeri Yaman datang ke Madinah yang mengabarkan jika di negerinya sedang terjadi wabah penyakit menular yang mengerikan dan menariknya, menurut utusan tersebut, dari hasil riset tim kesehatan kerajaan, formula terbaik untuk mengobati penyakit tersebut adalah ramuan murni dari kurma busuk. Masha Allah!

Baca Juga :  Kisah Sahabi, "Sahabat" Rasulullah Berusia 1400 Tahun yang Sampai Sekarang Masih Hidup

Karena situasinya benar-benar sedang gawat darurat, utusan dari Yaman tersebut bermaksud membeli semua persediaan kurma busuk yang ada di Kota Madinah, bahkan titah dari sang Raja, mereka berani membeli semua kurma busuk tersebut dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma bagus atau harga normal kurma Madinah, asal barangnya ada dan tersedia.

Mendengar pernyataan utusan dari Yaman tersebut, tentu Abdurahman bin Auf bergembira, karena bisa membantu meringankan penderitaan masyarakat Yaman yang sedang terserang wabah mengerikan, karena gembiranya Abdurahman bin Auf berniat untuk menyedekahkan semua kurma busuk itu kepada masyarakat Yaman, tapi permintaan itu ditolak oleh sang utusan, karena kalau itu yang terjadi, Raja pasti akan sangat marah. Bahkan, bisa-bisa sang utusan yang akan dihukum karenanya.

Baca Juga :  Kisah "Rekening Abadi Berusia 1400 Tahun" Milik Khalifah Utsman

Demi mendengar itu, Abdurahman bin Auf hanya bisa pasrah, bahkan ketika hartanya sekarang justeru bertambah banyak sepuluh kali lipat dari semula, gara-gara kurma busuk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun