“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
(HR Ibnu Hibban No. 1084)
"Abdurrahman bin Auf akan masuk surga paling akhir. Karena hartanya yang melimpah, maka dihisabnya menjadi yang paling lama". Ucapan Rasulullah SAW inilah yang menjadi salah satu pemicu Abdurrahman bin Auf selalu menagis dihadapan Allah SWT di sepertiga malam-malamnya.
Tidak hanya itu, jika malamnya selalu penuh dengan linangan air mata, maka siang harinya Abdurrahman bin Auf selalu berpikir dan berusaha keras, menemukan cara paling efektif untuk memiskinkan hartanya dengan imbalan pahala sebanyak-banyaknya, agar kelak bisa memasuki surga lebih awal, bukan menjadi yang terakhir seperti yang dituturkan oleh Rasulullah SAW.
Baca Juga : Kisah Jail Nu'aiman, "Ngeprank" Para Sahabat dan Juga Rasulullah SAW
Beragam cara dan strategi dicoba Abdurrahman bin Auf yang mempunyai nama lengkap Abdurrahman bin Auf bin `Abdu `Auf bin `Abdul Harits bin Zahrah untuk menghabiskan hartanya di jalan Allah SWT. Mulai dari menyedekahkan sebagian sampai semua harta yang dimiliki, tapi kehendak Allah SWT berkata lain, Abdurahman bin Auf justeru semakin kaya karena menyedekahkan semua harta bendanya di jalan Allah SWT.
Ketika Abdurrahman bin Auf merelakan semua hartanya agar jatuh miskin, saat itu pula Allah memberikan limpahan harta berkali-kali lipat untuknya.
Tidak hanya bersedekah dalam bentuk uang dinar dan logam mulia berupa emas saja, seperti yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk atau saat menyantuni ahli waris mujahid perang Badar yang masing-masing mendapatkan 400 dina. Abdurahman bin Auf juga meyedekahan hartanya dalam bentuk kios gratis di pasar Madinah, ratusan ekor kuda dan ribuan unta untuk para pejuang yang berperang dijalan Allah SWT.
Selain itu, ada juga kisah "sedekah" Abdurahman bin Auf yang sangat fenomenal dan heroik, pada jamannya, yaitu kisah kurma busuk yang memberikan banyak ibrah buat kita semua.
Baca Juga : Inspirasi "Hidup 1000 Tahun Lagi" dari Kedermawanan Utsman bin Affan
Pasca perang Tabuk, hasil panen kurma masyarakat Madinah sangat melimpah, saking melimpahnya, besarnya pasokan tidak seimbang dengan permintaan, sehingga kurma-kurma yang ada terancam busuk masal dan pastinya akan merugikan banyak penduduk Madinah yang sebagian besar memang menjemput rejeki-Nya dari busnis seputar kurma.
Demi mendengar situasi ini, Abdurrahman bin Auf langsung berinisiatif untuk membeli semua kurma warga Madinah yang berpotensi busuk, bahkan yang sudah busuk sekalipun sebagai salah satu upayanya bersedekah dijalan Allah SWT dengan cara mengambil alih potensi kerugian dari seluruh pelaku usaha kurma, berikut rantai distribusinya di Madinah.
Tidak tanggung-tanggung, Abdurahman bin Auf sudah mempersiapkan seluruh hartanya untuk keperluan membeli kurma ini, meskipun sama sekali tidak ada rencana apapun terhadap kurma yang semuanya hampir busuk itu, selain motivasinya mengambil potensi kerugian masyarakat Madinah, sebagai ikhtiarnya untuk memiskinkan diri agar kelak proses hisab hartanya lebih cepat.
Baca Juga : Wafatnya "Mengguncang Arasy dan Dihadiri 70.000 Malaikat", Inilah Kisah Hikmah Sahabat Sa'ad bin Muadz
Mendapati keseriusan sahabat Rasulullah SAW tersebut untuk membeli semua kurma yang hampir busuk tersebut, semua pedagang pun mengucap syukur kepada Sang Khaliq. Semua pedagang menjadi bergembira dan tak henti-hentinya mengucap syukur serta memuji-muji Allah SWT, karena mereka lolos dari kemungkinan kerugian besar yang sudah didepan mata, begitu juga Abdurrahman bin Auf yang berlega hati, karena jalan untuk memiskinkan diri, sekaligus bisa masuk surga lebih cepat juga sudah terbentang didepan mata.
Sekali lagi, manusia hanya bisa berencana dan tetap Allah SWT yang bisa menentukan semuanya dan Allah pastilah lebih tahu dengan apa yang dibutuhkan oleh makhluk-Nya.
Beberapa hari kemudian, ketika kurma-kurma yang sengaja dibiarkan saja membusuk secara pelan-pelan di gudang-gudang Kota Madinah oleh Abdurrahman bin Auf itu benar-benar mebusuk, tiba-tiba ada utusan dari Negeri Yaman datang ke Madinah yang mengabarkan jika di negerinya sedang terjadi wabah penyakit menular yang mengerikan dan menariknya, menurut utusan tersebut, dari hasil riset tim kesehatan kerajaan, formula terbaik untuk mengobati penyakit tersebut adalah ramuan murni dari kurma busuk. Masha Allah!
Baca Juga : Kisah Sahabi, "Sahabat" Rasulullah Berusia 1400 Tahun yang Sampai Sekarang Masih Hidup
Karena situasinya benar-benar sedang gawat darurat, utusan dari Yaman tersebut bermaksud membeli semua persediaan kurma busuk yang ada di Kota Madinah, bahkan titah dari sang Raja, mereka berani membeli semua kurma busuk tersebut dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma bagus atau harga normal kurma Madinah, asal barangnya ada dan tersedia.
Mendengar pernyataan utusan dari Yaman tersebut, tentu Abdurahman bin Auf bergembira, karena bisa membantu meringankan penderitaan masyarakat Yaman yang sedang terserang wabah mengerikan, karena gembiranya Abdurahman bin Auf berniat untuk menyedekahkan semua kurma busuk itu kepada masyarakat Yaman, tapi permintaan itu ditolak oleh sang utusan, karena kalau itu yang terjadi, Raja pasti akan sangat marah. Bahkan, bisa-bisa sang utusan yang akan dihukum karenanya.
Baca Juga : Kisah "Rekening Abadi Berusia 1400 Tahun" Milik Khalifah Utsman
Demi mendengar itu, Abdurahman bin Auf hanya bisa pasrah, bahkan ketika hartanya sekarang justeru bertambah banyak sepuluh kali lipat dari semula, gara-gara kurma busuk!
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H