Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ustad Abdul Meninggal Bukan Karena Doaku!

3 Maret 2021   23:48 Diperbarui: 4 Maret 2021   19:54 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca Juga :  Elegi Undangan Merah Jambu Bergambar Dirimu! 

Itulah awal mula aku mengenal Nina, anak Studi Aministrasi Niaga yang baru duduk di semester dua yang baru beberapa hari ini ikut magang di KOMPA dan kebetulan baru hari ini kebagian jaga di warung alias kafetaria. 

Entahlah, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi! Aku merasa anak ini punya daya pikat yang begitu kuat. Bukan sekedar kecantikan parasnya yang begitu manis, tapi jauh lebih esensial dari itu!

"Aaaaaah! Masak iya, Karim "si Gondong" jatuh cinta?" Dalam hatiku menggumam sendiri, setiap bayangan Nina sukses berkelebat dalam benakku, meskipun tanpa diundang.

"Ya Allaaaaaah, Karim jatuh cinta?"

Semua berjalan begitu saja, aku yang sepertinya memang benar-benar mulai jatuh cinta, semakin hari semakin menaruh harapan lebih pada sosok gadis pendiam yang menurutku juga misterius ini. Meski sejak saat itu sebagian besar waktu kami habiskan bersama di KOPMA, tetap saja aku tidak bisa menebak isi hatinya sampai di suatu senja di teras Masjid Agung Jember, saat  secara tidak sengaja bertemu dalam acara kajian keIslaman yang diadakan LDK alias Lembaga Dakwah Kampus, Nina mengatakan tidak ingin pacaran dan ingin menikah muda seperti yang disarankan oleh mendiang ibunya.

Menurutnya, sekarang ini ada dua orang ikhwan selain aku yang secara serius mendekatinya dan Nina mengaku telah memutuskan, akan memilih siapa saja diantara ketiga ikhwan itu yang paling cepat dan berani melamarnya langsung ke abahnya di Blitar.

Jujur, "challenge" Nina memang sangat menantang, tapi sayangnya ini bukan main-main! Jika berkaca pada kondisiku saat ini, aku merasa masih jauh dari kata siap, terutama untuk urusan penghasilan. Sebagai mahasiswa, sejak awal aku memang sudah mandiri. Dari hasil ngeband, aku biasa membiayai sendiri kebutuhanku kuliah, termasuk biaya hidup selama di Jember. Tapi, untuk membina rumah tangga, sepertinya masih jauh api dari panggangnya alias masih belum cukup. Celakanya lagi, aku buta sama sekali dengan "daya saing" dua ikhwan sainganku.

Waktu terus berlalu. Dua bulan setelah "challenge" dari Nina, hari-hariku dipenuhi harap-harap cemas! Sampai di suatu siang, sahabatku sesama perantau dari Kota Brem Madiun yang selama ini berperan besar menjadi "pagar" hidupku dari berbagi pengaruh buruk dunia selama di Jember, aku biasa menyebutnya Ustadz Abdul, memberiku undangan walimahan dengan gadis pilihannya yang ternyata adalah Elnina Khairunnisa alias Nina yang selama ini juga menghiasi mimpi-mimpiku.

Ternyata, Abdul atau Ustadz Abdul, sahabatku sekampung yang dulu sama-sama berangkat ke jember naik kereta api Argopuro seharga 4000 rupiah sekali jalan inilah kompetitor yang memenangkan "challenge" dari Nina. Sama sekali aku tidak menyangka, lantas satunya lagi siapa ya!?

Tapi memang wajar dan masuk akal kalau dia pemenangnya. Abdul yang ketua LDK di Kampus, merupakan seorang penghafal Alquran yang dikenal luas sebagai pendakwah, jelas berbanding terbalik dengan aku, musisi gondrong dengan gelar made taje alias masa depan tak jelas yang sepertinya disebut sebagai santrinya saja masih belum layak. Ya sudahlah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun