Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mewaspadai Virus Nipah, Belum Ada Obatnya dan Berpotensi Memicu Pandemi Baru

29 Januari 2021   16:48 Diperbarui: 30 Januari 2021   08:28 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Nipah yang ditemukan pada paru-paru babi di Malaysia| Peter Hooper/CSIRO/Wikimedia/kompas.com

Bagi masyarakat kita mungkin nama nipah juga cukup familiar, merujuk pada pohon nipah, sejenis palem-paleman yang banyak tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut tepi laut.

Baca Juga:  Penting, Sebaiknya Tes Buta Warna Dulu Sebelum Memilih Sekolah/Kampus Impianmu!

Virus Nipah merupakan virus ribonuclei acid (RNA) dan termasuk dalam Genus Morbilivirus, famili Paramyxoviridae yang berinduk semang pada kelelawar buah (Pteropussp.) yang sejauh ini juga diketahui sebagai inang alaminya. 

Uniknya, penyebaran NiV di Malaysia ternyata melalui babi yang sebelumnya terinfeksi virus dari kotoran kelelawar buah. Kemudian kawanan babi dalam peternakan diketahui berperan sebagai inang lanjutan yang dapat mengamplifikasi NiV menjadi berlipat ganda dalam jumlah yang sangat besar. Akhirnya menularlah ke hewan babi lainnya di lingkungan peternakan, juga ke kuda, anjing, sampai ke manusia. 

Penularan virus Nipah bisa terjadi tidak hanya melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, tapi dalam perjalanannya bisa juga melalui kontak dengan makanan atau bekas/sisa makanan yang terkontaminasi oleh cairan hewan yang terinfeksi, seperti buah-buahan yang terkena air liur atau air seni kelelawar pembawa virus Nipah.

Selain itu ada juga laporan kasus infeksi NiV pada orang yang memanjat pohon tempat kelelawar sering bertengger dan juga kemungkinan penularan virus antarmanusia seperti kasus yang dilaporkan antara keluarga dan perawat pasien yang terpapar. Ini berbahayanya Niv!

Mengerikannya lagi, periode inkubasi Niv tergolong cukup lama, bahkan ada laporan bisa mencapai 45 hari. Artinya, inang yang telah terinfeksi, sama sekali tidak menyadarinya dan mempunyai kesempatan untuk menyebarkannya secara lebih luas dan masif.

Virus Nipah yang ditemukan pada paru-paru babi di Malaysia| Peter Hooper/CSIRO/Wikimedia/kompas.com
Virus Nipah yang ditemukan pada paru-paru babi di Malaysia| Peter Hooper/CSIRO/Wikimedia/kompas.com

Fakta NiV

Ketika virus nipah menyerang Malaysia dan Singapura lebih dari satu dekade silam, awalnya diidentifikasi dari beberapa penduduk di Kampung Sungai Nipah yang berprofesi sebagai peternak babi dan orang-orang yang berhubungan dekat dalam lingkaran peternakan babi.

Mereka mengalami penyakit pernafasan, termasuk batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, serta ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian. Saat itu, dari sekitar 300 kasus orang yang terinfeksi NiV, 100 orang di antaranya meninggal.

Untuk mengantisipasi wabah ini, akhirnya lebih dari satu juta babi disuntik mati di Malaysia.

Berikutnya dalam 11 wabah Niv di Bangladesh yang kemudian dikonfirmasi juga menyebar ke India, dari 2001 hingga 2011, tercatat 196 orang di Bangladesh dikonfirmasi terinfeksi dan 150 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Mereka diperkirakan terinfeksi Niv dari kebiasaan mengonsumsi getah kurma mentah yang kemungkinan besar telah terkontaminasi kotoran kelelawar yang telah tertular virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun