Sebagai penggemar berat serial Si Palui, saya berusaha mengabadikannya dengan cara mengkliping potongan koran yang berisi cerita Si Palui tersebut dengan menempelkannya di kertas HVS. Selain karena dulu pernah berjasa mengajari saya belajar bahasa Banjar, serial ini sarat dengan kearifan tradisi lokal khas Banjar yang sangat berharga, sayang kalau akhirnya harus musnah! Ini alasan saya merasa perlu untuk mendokumentasikannya.
Dengan asumsi, saya berlangganan koran Banjarmasin Post sejak pindah ke Banjarmasin tahun 2000-an sampai tahun 2015 atau selama 15 (lima belas) tahun, dikali dalam satu tahun 365 hari, dikurangi repost atau kisah muat ulang anggap saja sekitar 5% atau 5 (lima) cerita tiap 100 (seratus) cerita
(15 X 365) - 5% = 5.475 -5% Â = 5.475 - 274 = 5.201 halaman
Jadi selama  15 (lima belas) tahun berlangganan koran Banjarmasin Post, setidaknya bisa mendapatkan kliping kisah Si Palui sebanyak 5000-an halaman.
Sejak 1 Januari 2016, saya berhenti berlangganan versi cetak, karena pindah ke digital atau epaper, tapi aktifitas koleksi atau kliping tetap jalan terus, hanya saja klipingnya juga dalam bentuk digital.
Jika sempat berkunjung ke Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Anda akan menemui nama Si Palui diabadikan sebagai nama kafe dan rumah makan, Layanan untuk umum, judul dan tema lagu, judul film dan sinetron, gelaran festival teater, judul acara televisi dan radio, serta buku kumpulan kisah Si Palui.
Dari dunia kependidikan, sudah banyak hasil penelitian atau karya tulis ilmiah termasuk skripsi dan desertasi yang menjadikan keunikan tokoh Si Palui sebagai obyek penelitiannya dan yang menarik, naskah asli Si Palui ketikan dari (Alm) Yustan Azidin juga disimpan dalam jajaran koleksi khusus museum pers di Surakarta.
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!