Prinsipnya, proses babanam dan baubar tidak jauh berbeda dengan proses memanggang lainnya, mungkin perbedaan mencoloknya hanya ada pada ragam bumbu dan produk pangan yan dibanam atau diubar.
Masyarakat Banjar mengenal 2 (dua) jenis bumbu utama untuk teknik babanam ataupun baubar tersebut, yaitu bumbu saus habang (beda dengan bumbu masak habang...ya!) dan bumbu keminting.
Baca Juga:  "Gangan Sulur Bunga Teratai", Olahan Sayur Kaya Nutrisi Khas Kota 1.000 Sungai            Â
Untuk bumbu saus habang, seperti namanya yang berarti bumbu saus merah, bumbu jenis ini berbahan utama saus tomat botol kaca produk dari Pulau Jawa yang biasa disebut Urang Banjar sebagai tomat Surabaya, dan hanya ditambah dengan kecap manis dan minyak goreng yang masing-masing takarannya bisa disesuaikan dengan selera pembuatnya.Â
Sedangkan untuk bumbu kaminting/keminting atau bumbu kemiri, bumbu ini memang menjadikan keminting, sebutan Urang Banjar untuk kemiri (Aleurites moluccanus) sebagai elemen terpenting dalam membentuk citarasa istimewanya. Biasanya dilengkapi dengan bawang merah, bawang putih, kunyit (Curcuma longa), ketumbar (Coriandrum sativum), garam, gula dan minyak goreng.
Kalau diperhatikan, kedua jenis bumbu di atas selalu menyertakan minyak goreng secukupnya, ya?
Fungsi minyak goreng ini agar obyek yang dipanggang, baik ikan/ayam/tarung atau terong (Solanum melongena) tidak kering dan mudah hangus, sehingga selain tampilannya tetap menarik, citarasa bumbunya juga semakin mantab.
Proses Mambanam
Tahapan mambanam (kata kerja dari banam; membakar/memanggang) relatif sama dengan proses barbeque dan teknik memanggang lainnya.Â
Setelah ubarampe (perlengkapan) lengkap dan bahan ikan/ayam/tarung atau terong (Solanum melongena) sudah bersih, bisa langsung dilakukan proses marinasi (marinated) atau perendaman pada bumbu (marinate) untuk memberi efek rasa dengan durasi sesuai kebutuhan.