Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedah "Kecerdasan Anomalis" Mbah Sumadi, Kakek 102 Tahun yang Menggali Kuburnya Sendiri

26 Oktober 2020   23:01 Diperbarui: 26 Oktober 2020   23:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cucu Mbah Sumadi Saat Membujuk Mbah Sumadi | Foto : r2brmbang.com

(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)

Cerdas Menurut Rasulullah SAW | detik.net.id
Cerdas Menurut Rasulullah SAW | detik.net.id

dan hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi berikut,

"Orang yang cerdas adalah yang menekan nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, sedangkan orang dungu adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan mengangankan kepada Allah berbagai angan-angan."


(Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, nomor 2459)

Artinya, Mbah Sumadi termasuk orang yang cerdas dan mencerdaskan!

"Cerdas" karena menurut Rasulullah orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut dan  Mbah Sumadi melakukan itu! Sedangkan "mencerdaskan", karena secara tidak langsung aktifitas Mbah Sumadi juga mengajak kita semua (yang mau berpikir), untuk juga mengingat mati!

Sedangkan "klaim" sebagian masyarakat kita yang menganggap aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri sebagai tindakan tidak lazim, sepertinya tidak sepenuhnya benar, bahkan bisa jadi sebaliknya dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi trendsetter bagi terapi mengingat kematian sebagai upaya kita semua untuk istiqamah!  

Apalagi, sejak 14 (empat belas) abad yang lalu, Rasulullah SAW sudah memberikan petunjuk yang jelas dan gamblang perihal implementasi dari kriteria manusia yang cerdas, yaitu orang yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut yang salah satunya relatif identik dengan aktifitas Mbah Sumadi, menggali kubur atau makam untuk dirinya sendiri.

Untuk mendapatkan referensi inspiratif terkait manfaat "mengingat mati" lebih detail dan relatif mudah dipahami, silakan buka artikel  "Umur Kada Babau", Konsep Waktu ala Urang Banjar, Inspirasi Berhaji Selagi Muda!  dan artikel Ketika Orang Banjar Naik Haji.

Semoga Mbah Sumadi istiqamah sampai akhir hayatnya dan kita, pembaca yang budiman semoga juga bisa istiqamah dan syukur-syukur bisa ikut mengamalkan teladan cerdas beliau tersebut, meskipun mungkin caranya bisa saja berbeda. Wallahualam bis shawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun