Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedah "Kecerdasan Anomalis" Mbah Sumadi, Kakek 102 Tahun yang Menggali Kuburnya Sendiri

26 Oktober 2020   23:01 Diperbarui: 26 Oktober 2020   23:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggapan bijak disampaikan oleh Kepala Desa setempat, Mustaqim yang lebih memilih untuk memahami sisi positif dari aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri, karena tujuan Mbah Sumadi yang dianggap baik. 

Selain mengingatkan pada diri sendiri dan juga orang lain terhadap kematian yang pasti datang kapan saja pada semua yang hidup, sikap beliau yang tidak ingin terlalu merepotkan orang lain sampai akhir hayatnya kelak juga patut menjadi tauladan bagi semuanya.

Cucu Mbah Sumadi Saat Membujuk Mbah Sumadi | Foto : r2brmbang.com
Cucu Mbah Sumadi Saat Membujuk Mbah Sumadi | Foto : r2brmbang.com

Kecerdasan Anomalis Mbah Sumadi

Aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri, yang dianggap banyak kalangan tidak lazim (anomali), sehingga menuai banyak tanggapan tentu sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam, khususnya bagi kita yang masih hidup! (Ya...iyalah, yang sudah mati mah mana bisa mengkaji dan mengaji lagi, kang!? He...he...he...) 

Terkhusus, terkait dengan tanggapan bijak Kepala Desa Ngemplak, Mustaqim yang mengaku lebih memilih untuk memahami sisi positif dari aktifitas Mbah Sumadi karena tujuannya yang dianggap baik. 

Selain mengingatkan pada diri sendiri dan juga orang lain terhadap kematian yang pasti datang kapan saja pada semua yang hidup, sikap beliau yang tidak ingin terlalu merepotkan orang lain sampai akhir hayatnya kelak juga patut menjadi tauladan bagi semuanya.

Aneka Panggilan Allah untuk Manusia | Grafis : annajah.com 
Aneka Panggilan Allah untuk Manusia | Grafis : annajah.com 

Sependapat dengan Kepala Desa Ngemplak, Mustaqim,  jika didalami, aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri tersebut jelas sebagai bagian dari upaya beliau untuk mengingat mati yang pasti datang kapan saja dan dimana saja seperti tersurat dalam Q.S. An Nisa ayat 78, yang artinya 

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."

 dan "pemikiran atau keyakinan" Mbah Sumadi untuk mengingat-ingat kematian, jelas tidak datang dengan sendirinya, tapi terinspirasi dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,

Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhuma berkata, "Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?' Rasulullah menjawab, 'Yang paling baik akhlaqnya'. Kemudian ia bertanya lagi, 'Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?'. Beliau menjawab, 'Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.' 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun