Tanggapan bijak disampaikan oleh Kepala Desa setempat, Mustaqim yang lebih memilih untuk memahami sisi positif dari aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri, karena tujuan Mbah Sumadi yang dianggap baik.Â
Selain mengingatkan pada diri sendiri dan juga orang lain terhadap kematian yang pasti datang kapan saja pada semua yang hidup, sikap beliau yang tidak ingin terlalu merepotkan orang lain sampai akhir hayatnya kelak juga patut menjadi tauladan bagi semuanya.
Kecerdasan Anomalis Mbah Sumadi
Aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri, yang dianggap banyak kalangan tidak lazim (anomali), sehingga menuai banyak tanggapan tentu sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam, khususnya bagi kita yang masih hidup! (Ya...iyalah, yang sudah mati mah mana bisa mengkaji dan mengaji lagi, kang!? He...he...he...)Â
Terkhusus, terkait dengan tanggapan bijak Kepala Desa Ngemplak, Mustaqim yang mengaku lebih memilih untuk memahami sisi positif dari aktifitas Mbah Sumadi karena tujuannya yang dianggap baik.Â
Selain mengingatkan pada diri sendiri dan juga orang lain terhadap kematian yang pasti datang kapan saja pada semua yang hidup, sikap beliau yang tidak ingin terlalu merepotkan orang lain sampai akhir hayatnya kelak juga patut menjadi tauladan bagi semuanya.
Sependapat dengan Kepala Desa Ngemplak, Mustaqim, Â jika didalami, aktifitas Mbah Sumadi menggali kuburnya sendiri tersebut jelas sebagai bagian dari upaya beliau untuk mengingat mati yang pasti datang kapan saja dan dimana saja seperti tersurat dalam Q.S. An Nisa ayat 78, yang artinyaÂ
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."
 dan "pemikiran atau keyakinan" Mbah Sumadi untuk mengingat-ingat kematian, jelas tidak datang dengan sendirinya, tapi terinspirasi dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhuma berkata, "Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?' Rasulullah menjawab, 'Yang paling baik akhlaqnya'. Kemudian ia bertanya lagi, 'Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?'. Beliau menjawab, 'Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.'Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!