Baca Juga : Â Mengenang "Putri Malu", Batu Intan Terbesar yang Pernah Ditemukan di Indonesia Bahkan Asia!
Pada tahun 1857, harga mustika berlian milik Sultan Adam tersebut harganya ditaksir sekitar Fl 50.000 atau setara dengan 25.000 Real. Sekarang, harga berlian dunia yang berikisar antara $10.000 - $14.000 per-karat (tergantung dari Clear, Clarity, Cutting, dan Carat dari berliannya), silakan dihitung sendiri berapa nilai rupiahnya!
Clarity atau kejernihan biasanya ditentukan berdasarkan skala flawless, internal flawless, WS1, WS2, VS1, dan VS2. Untuk color atau warna juga memiliki skala tersendiri. Sedangkan untuk Cutting (kesempurnaan potongan) kriterianya adalah  fair, good, very good, ideal, dan signature ideal. Khusus untuk carat atau karat kriterianya juga unik, ukuran karat yang lebih besar belum tentu berarti lebih baik.
Berita bagusnya! Menurut unggahan berita The Guardian, Senin (12/10/2020), mustika berlian pusaka Kesultanan Banjar, sekaligus simbol kedaulatan Sultan yang awalnya dianggap sebagai harta rampasan perang ini akan dikembalikan Belanda  kepada pewaris dari pemiliknya yang sah, yaitu Kesultanan Banjar.
Baca Juga : Â Berziarah ke Taman Kamboja, Eks-Komplek Pekuburan Belanda di Jantung Kota Banjarmasin
"Jika itu bukan milik Anda, maka Anda harus mengembalikannya," begitu kata penulis laporan badan penasihat pemerintah, Lilian Gonalves-Ho Kang You, saat mengusulkan keberadaan  komite independen untuk menangani klaim dari negara-negara asal benda koleksi museum.
Lebih jauh, menurut Taco Dibbits, direktur Rijksmuseum, lembaganya telah bekerja untuk mengidentifikasi asal-usul koleksinya sekaligus mekanisme untuk pengembaliananya ke negara-negara asalnya. Â
Semoga saja wacana pengembalian mustika berlian Sultan Adam ini bukan sekedar pepesan kosong semata, tapi benar-benar wacana serius yang bisa menjadi pintu masuk bagi pengembalian semua artefak sejarah dari Kesultanan Banjar dan juga dari seluruh Indonesia yang dirampok oleh Belanda saat menjajah dan menduduki nusantara selama ratusan tahun.
Misteri Intan Tri Sakti
Seperti saya tuliskan pada artikel yang berjudul "Membanding Tanzanite dan Intan Tri Sakti, Sama-sama Supermahal tapi Beda Misteriusnya!", intan mentah (permata) seberat 166,75 karat atau sebesar telur merpati yang ditemukan para penambang intan tradisional di Sungai Tiung, Cempaka, Banjarbaru sekitar sebulan sebelum tragedi G30S/PKI pada tahun 1965 meledak yang kelak di beri nama Presiden Soekarno dengan Tri Sakti tersebut, sampai sekarang keberadaanya masih misterius dan masih meninggalkan janji utang pemerintah kala itu kepada para penambang.