Baca Juga :  Sisi Unik Pasar Terapung Banjarmasin yang Masih Jarang Diketahui Publik            Â
Terakhir terlihat di media, saat sidin bersama-sama dengan Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina bersama-sama meresmikan pembukaan pasar terapung "buatan" Kuin Alalak, di Dermaga Makam Sultan Suriansyah, Banjarmasin Utara yang digadang-gadang bisa mengobati kerinduan masyarakat kota lama atau ibu kota kesultanan Banjar tersebut kepada eksistensi keramaian pasar terapung, setelah pasar terapung muara sungai kuin pamornya terus meredup, seiring semakin tenarnya beberapa destinasi pasar terapung lain di beberapa titik di Kota 1000 Sungai.Â
Mengenal Acil Ida
Acil (bibi,tante ; bhs Banjar) Ida atau lengkapnya Hj Noor Parida, bersama-sama suaminya H Bahrul, seorang pengusaha kayu  telah menunaikan haji jauh sebelum sidin dikenal sebagai "bintang" dari iklan ID Station RCTI dengan tema budaya pasar terapung yang juga melambungkan nama sidin pada  akhir dekade 90-an, setelah selama sekitar dua tahun  iklan ID Station tersebut wira-wira sepanjang hari di antara jeda program siaran RCTI.Â
Acil Ida turut merasa bangga berkat iklan ID Station yang dibuat saat sidin berusia sekitar 40-an tahun tersebut, nama pasar terapung di Muara Sungai Kuin di tepian Sungai Barito itu akhirnya mendunia, dikenal secara luas oleh masyarakat, bahkan kelak juga dikenal sebagai salah satu icon pariwisata penting bagi banua, Kalimantan Selatan.
Seperti Urang Banjar kebanyakan, Acil Ida juga sangat akrab dengan budaya sungai. Bahkan, Acil Ida tidak sebentar menjadi bagian dari aktifitas pasar terapung di Muara Kuin, yaitu sekitar 13 tahun sidin setiap pagi buta berangkat menuju pasar terapung untuk berjualan beragam sayuran dengan menggunakan jukung atau kelotok.
Dari berbagai usaha, termasuk usaha kayu sang suami yang kebetulan lebih dulu berpulang dan juga usahanya berjualan di pasar terapung, sidin bisa menghidupi delapan orang anak-anaknya, meskipun tetap merasakan pedihnya "jatuh bangun" dalam kehidupan, terutama pasca sang suami berpulang menghadap Sang Khaliq pada bulan Juni empat tahun silam.
Di masa tuanya, sebelum berpulang, Acil Ida menikmati masa tuanya bersama anak-anak dan 16 cucu-cucunya di rumah sederhana di kawasan Alalak Selatan, Kecamatan Banjarmasin Utara. Sidin sudah "pensiun" dari aktifitas berjualan di Pasar Terapung Muara Kuin sekitar sepuluh tahun yang lalu, atau sesaat sebelum pamor pasar terapung mulai memudar dan memilih membuka lapak jualan di depan rumahnya dengan berjualan nasi kuning, lontong dan juga wadai (kue tradisional Banjar).
Baca Juga : Â Minggu Pagi di Pasar Terapung, Siring Tendean, Banjarmasin
Dalam berbagai kesempatan, sidin juga mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi Pasar Terapung di Muara Sungai Kuin yang hidup segan mati tak mau! Dulu,  begitu ramai dan mendunia. Terlebih, sejak muncul iklan ID Station RCTI, pengunjung datang dari seluruh penjuru nusantara, bahkan manca negara, tapi saat ini meskipun setiap pagi masih ada saja pedagang yang berjualan maupun wisatawan yang berkunjung, tapi euforia-nya tidak eperti dulu. Â