Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nasib Tradisi Lawang Sekepeng Setelah Tak Ada Pak Haji dan Ma' Haji Baru Tahun Ini

5 Juni 2020   11:11 Diperbarui: 6 Juni 2020   18:41 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Masjidil Haram | @kaekaha

Biasanya, langsung disambut dengan derap para penerbang alias pemain musik terbang atau hadrah yang memainkan alat musik rebana sambil melantunkan  syair-syair shalawat. Disaat bersamaan, biasanya ada tetua atau juga bagian dari keluarga yang menaburkan baras kuning.

Kedua, Setelah para "penerbang" menuntaskan tugasnya, maka dengan diiringi doa-doa, pak haji dan ma'haji mulai melangkahkan kaki untuk masuk ke halaman rumah melalui jalur beratap kain putih yang membentang dari Lawang Sekepeng sampai muhara lawang rumah.

Sisa Baras Kuning yang Ditabur | @kaekaha
Sisa Baras Kuning yang Ditabur | @kaekaha

Ketiga, di muhara lawang rumah sebelum masuk kedalam rumah, pak haji dan ma'haji yang baru saja datang dari berhaji di tanah suci wajib mencuci kedua kakinya dengan air bunga yang terbuat dari beberapa jenis wangi dan warna-warni bunga. Setelah selesai, keduanya baru dipersilahkan masuk ke dalam rumah.

Baca juga :  Mohon... Jangan Naik Haji Lagi!

Keempat, setelah pak haji dan ma' haji serta semua tamu undangan menempati tempat duduknya masing-masing, tetua kampung atau imam masjid akan memimpin pembacaan syair salawat dan juga pembacaaan ayat-ayat suci Alquran sampai selesai yang dakhiri dengan pembacaan doa.

Kelima, setelah itu Pak haji dan Ma' Haji akan mengeluarkan dan manyurung hidangan berupa beragam makanan kecil khas Arab Saudi, semacam berbagai jenis kurma, kacang Arab, manisan Arab/gulaan/permen sampai air zam-zam dalam teko berwarna kuning keemasan yang biasanya akan dituangkan secara bergantian ke dalam gelas-gelas kecil bergambar Kabah atau kubah hijau makam Nabi di Madinah untuk diminum semua tamu yang hadir.

Camilan khas tanah Arab yang unik | @kaekaha
Camilan khas tanah Arab yang unik | @kaekaha

Setelah itu, acara biasanya diakhiri dengan makan besar alias makan nasi dengan lauk pauk khas olahan kuliner Banjar, seperti Soto/Sop Banjar, Nasi kuning Banjar dan banyak lagi lainnya, walaupun ada juga beberapa yang sekarang juga mulai menghidangkan olahan kuliner khas timur tengah, seperti beragam olahan dari kambing atau domba. 

Ini yang seru, biasanya ditengah-tengah makan besar ini, Pak Haji dan Ma'Haji baru ini juga berbagi oleh-oleh dari tanah suci! 

Semoga bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun