Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Misteri "Kapuhunan" Pamali Banjar Seputar Makanan yang Bisa Berujung Maut

29 Mei 2020   11:25 Diperbarui: 29 Mei 2020   19:26 2260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

Mungkin kisah hikmah dari Ma’ruf Al-Karkhi yang dikenal dunia karena kezuhudannya, saat lebih memilih memakan hidangan dari pada memberitahu pengundangnya jika beliau berpuasa apalagi jika memang ada maslahat disitu, karena hanya ingin pahala puasanya terjaga (dari riya, ujub dsb) bisa lebih membuka pemahaman kita terkait hikmah kapuhunan ini. 

Identik juga dengan penyebab kapuhunan? Wallahu A’lamu bis Shawab!

Hikmahnya! Dimana saja berada, alangkah lebih bijaksana jika niat baik untuk menghormati juga memuliakan tamu atau apapun dan siapapun status orangnya, dengan memberikan hidangan sebagai pelayanan terbaik juga dibalas dengan cara yang terbaik juga, berempati kepada penghormatan tuan rumah, yaitu dengan menyantap suguhan yang dihidangkan.

Kalaupun memang benar-benar sudah kenyang atau sebab-sebab lain yang memang benar-benar menjadi udzur, dalam tradisi Urang Banjar biasa disarankan, boleh sekadar menyentuh atau mencicipi untuk makanan dan boleh juga sekedar menyeruput untuk minuman, asal ada bagian dari makanan/minuman yang "disentuh", syukur-syukur berkurang banyak karena dimakan. Wallahu A’lamu bis Shawab.

Selamat Idul Fitri 1441 H | @kaekaha
Selamat Idul Fitri 1441 H | @kaekaha
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun