Artinya, pada ramadan kali ini Urang Banjar tidak akan lagi bisa menikmati keseruan berburu wadai-wadai langka di pasar wadai, bernostalgia badadamaran seperti dahulu pada tradisi malam salikuran, apalagi dengan badadamaran ramai-ramai khas pawai tanglong baik di sungai maupun di jalan raya, ramai-ramai keliling kampung membangunkan kawan dan juga tetangga untuk sahur dengan  bagarakan sahur dan hampir bisa dipastikan, tradisi bacatuk dauh atau seni memukul bedug khas Urang  Banjar tidak akan lagi terdengar menghiasi semarak lebaran kali ini.
Tanglong Nasibmu Kini!
Berbeda dengan bulan-bulan lain baik di kalender bulan Hijriah maupun kalender bulan Masehi, Â bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang sibuk sekaligus paling istimewa bagi masyarakat Kota Banjarmasin dan juga Kalimantan Selatan.
Setiap ramadan tiba, selain semakin makmur-nya semua masjid, Musholla, langgar dan surau oleh aktivitas religi seluruh lapisan masyarakat Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Beragam tradisi budaya berbalut religi khas Urang Banjar juga biasa dihadirkan untuk ikut menyemarakkan syiar ramadan.
Selain pasar wadai, salah satu tradisi paling unik diantara beragam tradisi budaya masyarakat Banjar yang identik dengan bulan Ramadhan adalah tradisi tanglong atau tanglung, yaitu produk budaya khas Kalimantan Selatan berupa lentera yang terbuat dari kertas sebagai bentuk adaptasi dari lampion yang dibentuk sebagai replika atau miniatur  dari berbagai obyek benda.Â
Baca juga : Â Pesan Bijak di Balik "Runtuhnya" Eksistensi Pasar Wadai Ramadan di Banjarmasin
Secara umum ada dua jenis even tradisi tanglong di Banjarmasin, yaitu tanglong salikuran yaitu even tanglong yang diselenggarakan khusus untuk menyemarakkan malam 21 Ramadan yang bisa diselenggarakan bisa di jalur sungai maupun jalur darat, di jalanan raya yang umumnya menampilkan kreasi lampion berwujud replika atau miniatur  yang bernuansa Islami, seperti miniatur masjid Sabilal Muhtadin, tokoh berbusana muslim, rumah adat Banjar, pohon kurma, Goa hira, hingga bentuk replika unta, bekantan dan buraq.
Sedangkan satunya lagi adalah festival tanglong jukung hias yaitu kombinasi tanglong dengan jukung (perahu) hias yang biasanya menjadi event paling ditunggu oleh masyarakat  disetiap peringatan hari jadi Kota Banjarmasin. Karena memakai jukung, maka rute pawai tanglong jenis ini hanya di jalur sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin.
Tanglong sangat spesial bagi Urang Banjar, bukan hanya dari segi pelestarian budaya dan juga kreatifitasnya semata yang terus berkembang, tapi juga beragam nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang terbangun, seperti kebesamaan, persatuan, gotong royong dan juga toleransi antar sesama yang  sejak awal proses perencanaan pembuatan bangun tanglong sampai perayaan festivalnya di malam salikuran benar-benar mampu menyatukan semua perbedaan.Â
Sekedar informasi, biasanya dibutuhkan waktu antara seminggu sampai setengah bulan untuk menyelesaikan bangun tanglong  (sesuai dengan ukuran dan tingkat kerumitan model) mulai dari konsep sampai bentuk jadi.