Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sedapnya Puracit, Putu Mayang Legit dari Banjarmasin yang Mulai Langka

2 April 2020   23:07 Diperbarui: 3 April 2020   02:36 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puracit Banjarmasin (dokpri)

Mengenal Putu Mayang
Jika menyebut nama kue putu mayang, saya yakin masyarakat nusantara dan sebagian besar masyarakat melayu di Asia tenggara mengenal dengan baik kuliner kue tradisonal berkuah paduan kinca dengan santan serta ada beberapa yang menambahkan potongan pandang wangi yang konon diadaptasi masyarakat dari kue asal negeri India bagian selatan.

Jadi bukan kebetulan jika mempunyai nama, bahan pembuatan dan tampilan yang mirip, yaitu putu mayam yang berbentuk layaknya mie yang menggumpal dan dibuat dari tepung beras atau kanji.

Hanya saja, di antara keduanya ada sedikit perbedaan pada tampilan fisiknya. Jika putu mayang umumnya menggumpal dan lebih menyatu dengan warna-warni "ngejreng" hijau, merah dan putih dan ukuran gumpalannya relatif kecil-kecil atau untuk sekali telan, maka putu mayam yang juga bisa ditemukan di negara-negara di sekitar India seperti Sri Lanka, Pakistan bahkan juga di Singapura dan Malaysia, helaian bentuk mie-nya lebih lembut atau lebih kecil-kecil mirip Mie Hun atau Bihun di Indonesia dengan warna yang umumnya juga putih polos tanpa diwarnai dan ukuran gumpalan yang lebih lebar dan tipis.  

Ada 2 (dua) cara yang umum untuk menikmati kue ini, yaitu dengan cara menyiram saus atau kuah kinca yang terbuat dari campuran gula merah dan santan, atau dengan menambahan taburan kelapa secukupnya pada mie putu mayang.

Puracit Banjarmasin (dokpri)
Puracit Banjarmasin (dokpri)
Mengenal Puracit, Putu Mayang Legit Khas Banjarmasin
Di Indonesia, kue putu mayang terdiaspora dan berkembang menjadi beragam kue tradisonal masing-masing daerah dengan ciri dan kekhususannya masing-masing. Setidaknya, jejak yang masih terekam kue putu mayang sendiri menurut beberapa literatur lebih banyak dikenal sebagai kuliner dari masyarakat betawi.

Di seputar Jawa Timur, khususnya di sekitar Kota Surabaya atau kawasan strategis Gerbangkertosusilo (akronim dari Gresik--Bangkalan--Mojokerto--Surabaya-- Sidoarjo--Lamongan), juga di sekitar Blitar sampai di daerah tapal kuda atau Jawa Timur bagian timur, kue Putu Mayang ini lebih dikenal dengan sebutan petulo atau serabi petulo dengan ciri fisik yang relatif sama dengan Putu Mayang khas Betawi.

Nah, Urang Banjar di Kalimantan Selatan juga mempunyai kue tradisional dengan ciri-ciri yang sangat mirip dengan putu mayam atau putu mayang baik dari India, Batawi maupun dari Jawa Timur yang lazim disebut sebagai petulo atau serabi petulo tersebut, yaitu kue yang di Banjarmasin disebut dengan "puracit"

Puracit Putih Hambar (dokpri)
Puracit Putih Hambar (dokpri)

Bedanya puracit dengan putu mayang dan juga petulo atau serabi petulo adalah bentuk atau ukuran helaian mie-nya puracit lebih kecil-kecil mirip mie hun atau bihun dan tanpa warna, alias warna original, sehingga justeru lebih dekat pada tampilan kue putu mayam dari India. 

Selain itu, Urang Banjar juga mengenal 2 (dua) macam puracit, yaitu puracit putih yang rasanya hambar, untuk menikmatinya harus diguyur dengan paduan kuah kinca dengan santan yang manis dan gurih.

Satunya lagi puracit gula merah dengan tampilan warna layaknya gula merah yang kecoklatan. Karena rasanya sudah manis, maka untuk menikmati puracit gula merah ini tidak perlu lagi memakai kinca gula merah plus santan, tapi cukup dengan menaburkan parutan kelapa secukupnya.

Puracit Gula Merah Manis (dokpri)
Puracit Gula Merah Manis (dokpri)

Sayang, kuliner "Wadai" atau kue putu mayang Banjar alias puracit yang tergolong kue bahari alias kue jadul atau jaman dulu ini, sekarang relatif susah untuk mendapatkannya. 

Selain yang menjual kuenya sedikit (semuanya sudah lanjut usia alias kaum tua), tempat menjualnya-pun juga hanya di pasar-pasar tradisional, sudah begitu hanya hari-hari tertentu juga jualanya! Woooow, lengkap kan!?

Tapi untungnya sekarang sudah mulai banyak anak-anak muda dengan kreatifitasnya yang peduli dengan berbagai kearifan lokal yang telah menjadi identitas Urang Banjar, termasuk ragam kuliner wadai-wadaian atau ragam kue-kuean khas Banjar, salah satunya sang legenda Puracit.

Mau coba icip-icip puracit?

Yuk jalan-jalan ke Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

KOMBATAN
KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun