Padahal menurut penelitian senyawa fenolik yang dikandung Jaruk Tigarun bisa berpotensi sebagai antibakteri yang bermanfaat lho!
Cara membuat Jaruk Tigarun juga relatif mudah. Petik pucuk batang yang berbunga dengan menyertakan daun muda. Cara ini tidak hanya memudahkan dan mempercepat pemetikan, tetapi juga mengurangi peluruhan bagian-bagian bunga (seperti mahkota, benang sari).
Karena mudah luruh, maka batang bunga biasanya tidak perlu dicuci. Untuk mematikan kuman dan sekaligus melemaskan jaringan bunga agar tidak luruh, bunga dicelupkan dalam air mendidih atau bisa juga disiram terus direndam sekitar 3 menit.
Lama pencelupan ini biasanya ditandai dengan pemudaran/pemucatan warna bunga dan perubahan warna air dari bening ke kuning kehijauan atau kemerahan.
Pencelupan ke media air panas ini  juga bermanfaat untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi bau dan rasa mahung, menghilangkan getah, atau mengurangi kadar senyawa yang dikandung oleh bunga atau tangkainya dan mungkin berbahaya. Semakin lama proses pencelupan/perendaman (fermentasi)  menurut penikmat Jaruk Tigarun akan semakin membuat nikmat citarasanya.
Biasanya, Jaruk Tigarun ini menjadi teman paling dicari sat menyantap nasi hangat, iwak baubar atau iwak babanam (ikan bakar) atau mungkin iwak sapat asin dan yang tidak boleh ketinggalan yaitu sambal acan alias sambal terasi khas Banjar yang pedasnya aduhai!
Sayangnya Jaruk tigarun ini tidak bisa disantap setiap waktu, karena pohon Tigarun tidak berbunga sepanjang tahun.
Jadi bagi siapa saja yang tertantang ingin mencoba Jaruk tigarun harus terbang ke Banjarmasin atau Kalimantan Selatan saat masa (akhir) pembungaan pohon Tigarun pada  sekitar bulan Pebruari-Maret.Â
Berarti sekarang ya, Yuk ke Banjarmasin!
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!