Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampung Pejabat dan Cerita Mbah Ngatinem tentang "Banyaknya Jalan Menuju Tanah Suci"

17 Februari 2020   23:12 Diperbarui: 17 Februari 2020   23:08 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Ngatinem (Banjarmasin Post)

Ode Kampung Pejabat 

Jika anda berkesempatan mengunjungi Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang sekarang menjadi pusat pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan, jangan melewatkan kesempatan untuk mengunjungi satu-satunya Kampung Pejabat di Indonesia.

Wooww, kampung pejabat ?

Kampung Pejabat merupakan destinasi wisata tematik khas Kota Banjarbaru yang sepertinya tidak akan pernah bisa anda temukan di tempat lain, karena hanya di kampung inilah para "pejabat" Kota Banjarbaru yang sebagian besar merupakan perantau dari Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah memilih untuk bermukim dan memproduksi jamu tradisional khas tanah Jawa yang selama ini menjadi trademark kampung ini.

Kampung Pejabat (tintadigital)
Kampung Pejabat (tintadigital)

Lho kok? Katanya kampung pejabat, tapi kenapa memproduksi jamu tradisional khas tanah Jawa!? 

Oya maaf, belum saya kasih tahu ya? Begini teman-teman, yang namanya kampung pejabat yang ada di Kota Banjarbaru ini bukan kampungnya para pejabat atau para petinggi di pemerintahan Kota Banjarbaru, tapi yang namanya kampung pejabat di sini merupakan singkatan dari "Kampung Pedagang Jamu Loktabat", yaitu kawasan perkampungan di jalan RO Ulin Gang Baru RT 06 RW 02, Kelurahan Loktabat Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang sejak bulan Maret 2017 ditahbiskan oleh Walikota Banjarbaru sebagai salah satu dari sekitar sepuluh destinasi wisata tematik khas Banjarbaru. 

Keunikan yang menjadi ciri khas kampung yang terlihat asri dan menyejukkan ini adalah komoditas jamu yang sejak tahun 1979 menjadi andalan pencaharian bagi sebagian besar penghuni kawasan yang hampir semua lahan tanahnya ditanami tanaman obat dan rempah bahan pembuatan jamu, termasuk dalam pot-pot yang tersusun rapi di masing-masing halaman rumah warga dan juga di kiri-kanan sepanjang jalan Gang Baru yang latar belakang dindingnya juga dihias mural edukatif warna-warni yang menarik.

Cafe Jamu (tintadigital)
Cafe Jamu (tintadigital)

Di kampung inilah semua kreasi, usaha dan upaya untuk mengangkat jamu sebagai warisan leluhur yang wajib dijaga dan dilestarikan terus dilakukan oleh semua pihak. Mulai dari yang paling sederhana dengan terus memproduksi dan menjual jamu tradisional berkhasiat dengan cara tradisonal juga, yaitu dengan dijajakan dengan cara digendong (Urang Banjar menyebutnya dengan dihambin). Ada juga yang lebih kompleks, modern dan profesional dengan mendirikan cafe jamu, mengolah es krim jamu dan juga jamu instan.  

Mbah Ngatinem dan Kisah Banyaknya Jalan Menuju Tanah Suci
Selain kisah tentang jamu-jamuannya yang unik dan menginspirasi, para perantau dari Pulau Jawa yang sekarang "sukses" membangun Kampung Pejabat di tanah seberang atau tepatnya di Kota Banjarbaru ini, tahun 2019 yang lalu seperti mendapatkan momentum spirit yang sangat dahsyat. 

Pasalnya, pada musim haji tahun 2019 yang baru saja berlalu, Mbah Ngatinem salah satu warga kampung pejabat yang profesi sehari-harinya adalah pedagang jamu gendong keliling, akhirnya bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah Al Mukarramah, setelah sekitar 15 tahun menabung dari hasil jerih payahnya berjualan jamu gendong keliling. 

Mbah Ngatinem (Banjarmasin Post)
Mbah Ngatinem (Banjarmasin Post)


Keberhasilan Mbah Ngatinem mendapatkan undangan berhaji dari Allah SWT di tahun 2019 berkat keyakinan dan juga konsistensinya untuk rutin menabung ini memberi efek positif pada mental dan spiritual segenap elemen kampung pejabat. 

Jika sebelumnya masih ada saja warga yang memandang sebelah mata produk jamu dan juga profesi pengolah serta penjual jamu tradisional, apalagi packaging dan cara memasarkan khusunya cara menjualnya juga dengan cara tradisonal dengan digendong.

Maka sekarang semua seperti medapat pencerahan. Sekarang semua meyakini, kalau industri kecil jamu di kampung pejabat jika ditekuni dengan serius dan sungguh-sungguh pasti juga akan memberikan rezeki yang berkah dan manfaat. Contoh hidupnya ya Mbah Ngatinem tadi!

Dari sosok Mbah Ngatinem yang akhirnya sukses bisa menunaikan ibadah haji, walaupun tidak diusia ideal, tapi di usianya yang sudah relatif senja, yaitu 69 tahun, kita tetap bisa belajar banyak hal! 

Terutama strategi membangun keyakinan, konsistensi untuk rutin menabung dan juga konsep dasar dalam membentuk pola pikir ibadah yang termanifestasikan dalam semua aktifitas sehari-hari, sehingga semua yang kita lakukan semuanya bernilai ibadah dan bisa mendatangkan limpahan (rezeki yang penuh) keberkahan, sampai bisa naik haji ke Makkah Al Mukharramah seperti Mbah Ngatinem! Mau?

Jalan menuju tanah suci, tanah haram yang selalu dirindukan oleh umat Islam di seluruh pelosok buminya Allah yang dilalui Mbah Ngatinem hanyalah salah satu dari sekian banyak jalan yang disediakan oleh Allah SWT untuk menuju kepadaNya! Jadi, mari temukan jalan terbaik kita masing-masing, jalan terindah kita menuju ke Baitullah untuk berhaji sedini mungkin!

Semoga Bemanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

KOMBATAN
KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun