Hanif Wicaksono bersama Kelompok Usaha Tunas Meratus-nya dengan dukungan pemerintah daerah telah menyatukan tekad untuk berkomitmen terus menjaga dan mempertahankan agar sentra perkebunan buah langka di Marajai selalu abadi. Bahkan berkembang semakin luas dan besar baik dari segi koleksi maupun area konservasinya, sehingga kebermanfaatannya akan lebih maksimal lagi.
Salah satu strategi yang telah diaplikasikan Hanif bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah adalah dengan mengadakan festival buah lokal dan langka asli Kalimantan dengan tagline Hutan Lestari, Desa Mandiri di Desa Marajai pada Minggu (8/2/2020).
Kurang lebih ada sekitar 80 jenis buah langka dari Marajai yang ditampilkang dan memang sedang musim berbuah.
Meskipun baru separuh buah langka endemik Marajai atau Kalimantan Selatan yang bisa dipamerkan, karena separuh lainnya memang sedang tidak musim, tapi pengunjung yang datang ternyata tidak hanya masyarakat lokal dari Balangan atau Kalimantan Selatan saja. Ada juga turis asing dari Jepang, Prancis, dan Australia.
Turis-turis asing itu sengaja datang tidak sekadar ingin icip-icip beragam buah langka tersebut. Ternyata beberapa di antaranya justru tertarik dan berniat ingin stay untuk melakukan penelitian terhadap buah-buah langka yang sebelumnya sama sekali belum pernah mereka lihat.
Yuk jalan-jalan ke Kalimantan Selatan!
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H