Kami bisa ikut naik kereta tangki minyak ini karena ketika melewati rumah-rumah di kampung kami, kereta api tangki ini  jalannya relatif pelan, dengan begitu kami lebih leluasa untuk naik naik keatas kereta dan bersembunyi di balik tangki sehingga tidak terlihat oleh masinis. He...he...he... nakal juga ya!
Memang, kami tidak bisa masuk ke dalam Lanud, karena memang dilarang. Karenanya, kami biasanya memang lebih memilih lompat dari rangkaian gerbong tangki minyak beberapa meter sebelum masuk gerbang pemeriksaan.
Biasanya, sambil menunggu kereta selesai bongkar muat  dan kembali ke Stasiun Barat, selama sekira 2-3 jam menunggu kami habiskan untuk jalan-jalan di sekitar bandara yang merupakan ibu kota kecamatan yang tergolong ramai, karena berada di jalur lalu lintas antar kota antar propinsi yang menghubungkan Surabaya-Jogja lewat Madiun Kota.
Ini yang ngangeni! Kereta pengangkut minyak ini juga sering menjadi pengantar dan penjemput setia saya dan teman-teman ketika pergi dan atau pulang sekolah, gratis dan biasa tepat waktu! Asyik kan?
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H