Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kronik Nostalgia Anak-anak Kereta: Kereta Api dan Ragam Budaya yang Dibentuknya

14 Februari 2020   22:56 Diperbarui: 14 Februari 2020   22:57 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami bisa ikut naik kereta tangki minyak ini karena ketika melewati rumah-rumah di kampung kami, kereta api tangki ini  jalannya relatif pelan, dengan begitu kami lebih leluasa untuk naik naik keatas kereta dan bersembunyi di balik tangki sehingga tidak terlihat oleh masinis. He...he...he... nakal juga ya!

Memang, kami tidak bisa masuk ke dalam Lanud, karena memang dilarang. Karenanya, kami biasanya memang lebih memilih lompat dari rangkaian gerbong tangki minyak beberapa meter sebelum masuk gerbang pemeriksaan.

Biasanya, sambil menunggu kereta selesai bongkar muat  dan kembali ke Stasiun Barat, selama sekira 2-3 jam menunggu kami habiskan untuk jalan-jalan di sekitar bandara yang merupakan ibu kota kecamatan yang tergolong ramai, karena berada di jalur lalu lintas antar kota antar propinsi yang menghubungkan Surabaya-Jogja lewat Madiun Kota.

Ini yang ngangeni! Kereta pengangkut minyak ini juga sering menjadi pengantar dan penjemput setia saya dan teman-teman ketika pergi dan atau pulang sekolah, gratis dan biasa tepat waktu! Asyik kan?

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

KOMBATAN
KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun