Pada bangunan selanjutnya terdapat koleksi beragam wayang kulit juga wayang golek dari berbagai daerah, seperti wayang golek Pakuan Bogor, wayang golek Bandung, bahkan ada juga wayang golek dari Betawi. Selain itu, ada juga cerita wayang kontemporer seperti Si Pitung dan penjajahan zaman Belanda, hingga kisah Si Manis Jembatan Ancol.
Ini unik! Pada bagian dinding tangga menuju lantai dua, disuguhkan dua buah wayang lukisan kaca karya dari seniman Kusdono Rastika dari Cirebon. yang menceritakan kisah Pandhawa Lima beserta Punokawan Sembilan serta karya Ki Dalang Entus Susmono yang berkisah tentang perang tanding Bharatayuda.
Di lantai dua, terdapat beragam jenis wayang kulit yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti wayang kulit dari Solo atau Surakarta, wayang kulit Banjar, wayang kulit Cirebon, hingga wayang kulit Cina Jawa dari Yogyakarta. Selain itu, disini juga terdapat koleksi alat musik gamelan yang ditata di atas panggung mini.Â
Uniknya lagi, disini juga terdapat koleksi boneka dari mancanegara yang dipamerkan dalam etalase kaca. Diantaranya, boneka dari Vietnam, Rusia, Polandia, Thailand, Malaysia, juga dari India, Amerika dan dari Prancis.
Setelah puas menjelajah lantai dua, rute penjelajahan pengunjung diarahkan menuju sebuah ruangan yang berisi ragam kreasi wayang, mulai dari anyaman bambu, kardus, kayu, kulit dan lain sebaginya, disini juga terpajang tokoh boneka paling terkenal di Indonesia, yaitu keluarga serial televisi kesayangan anak-anak yang pernah berjaya bersama TVRI di dekade 1980-1990 an, Si Unyil.
Terakhir pada bagian pintu keluar dengan jalanan yang menurun, pada sisi kiri terpajang beragam koleksi topeng dari berbagai daerah di Indonesia lengkap dengan identitasnya. Â
Yuk jalan-jalan ke Museum!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H