Bismillah, setelah berdoa bersama akhirnya kami tim #JagawRisers dan semua peserta Datsun Risers Expedition Kalimantan, berangkat menuju destinasi kota berikutnya, yaitu Kota Tanjung Redeb, Ibu Kota Kabupaten Berau.Â
Untuk perjalanan sejauh hampir 400 km ini, sesuai kesepakatan tim saya yang ditunjuk untuk duduk di belakang kemudi. Jam tangan saya menunjukkan tepat pukul 07.30 WITA ketika start dimulai, sedangkan catatan kilometer pada speedometer mobil kami menunjukkan angka 8327 dengan kondisi bahan bakar full.Â
Seperti sehari sebelumnya, tim kami selalu mencatat data-data tersebut guna mengetahui total jarak tempuh yang kami tuntaskan plus tingkat konsumsi bahan bakar mobil tunggangan kami Datsun Go+ Panca.Â
Keluar dari, area parkir Q Hotel Kota Sangatta, semua risers dan tim official lansung melaju teratur sesuai urutan angka mobil. Sekitar 15 menit pertama, para risers masih menjelajahi area Kota Sangatta yang pagi itu terlihat sudah mulai menggeliat aktifitas warganya.Â
Sebagai kota kecamatan, Kota Sangatta memang relatif sepi dan tidak terlalu padat layaknya Kota Samarinda yang kemarin telah kita lalui. Beberapa saat berlalu, perjalanan risers mulai memasuki daerah tidak berpenghuni yang terlihat didominasi oleh lahan kosong pertambangan batubara baik yang masih aktif mapun yang sudah tidak aktif.Â
Dari papan nama yang yang umumnya berupa papan peringatan yang bertebaran di beberapa titik untuk area pertambangan yang terlihat masih aktif tersebut adalah milik salah satu perusahaan tambang batubara nasional yang namanya tentu sudah tidak asing di telinga, yaitu KPC (Kaltim Prima Coal) milik salah satu pengusaha nasional. Sedang yang tidak aktif lagi, terlihat tidak terurus dan terbengkalai tidak jelas siapa pemiliknya.Â
Semakin jauh meninggalkan Kota Sangatta, jalanan yang kami lalui semakin menyempit dan menantang nyali. Terdapat beberapa ruas yang aspalnya terkoyak, sehingga perlu ekstra hati-hati untuk melintasinya. Kontur geografis wilayah Sangatta-Tanjung Redeb yang berbukit-bukit dengan hutan lindung di sekelilingnya menyebabkan sepanjang jalan yang kami lalui layaknya mengendarai roller coaster di tengah hutan. Wiiiih keren!
Kontur jalan bergelombang, tanjakan, turunan dengan tingkat kecuraman mulai dari yang sedang, luar biasa, sampai yang super ekstrem plus kelokan dengan variasi tikungan biasa sampai hampir berputar 180 derajat dengan lengkung putar yang relatif sempit,Â
belum lagi di sebelah kiri atau kanan sebagian besar adalah jurang-jurang menganga, kalaupun dikombinasi dengan hijaunya rimba raya yang kelihatan saat itu pucuk pohonnya saja! Jadi kebayang deh kedalaman jurang sampai puluhan meter yang tidak jarang terkombinasi dengan badan jalan yang tinggal 1/3-nya saja, karena longsor. Wooow sereem!