Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Niat Urang Banjar untuk Naik Haji Tetap Kuat Meski Harus Menunggu 31 Tahun

29 Juni 2019   13:47 Diperbarui: 29 Juni 2019   21:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sholat di Masjidil Haram (dokpri)

Secara khusus, tingginya minat urang Banjar untuk naik haji sehingga menjadi salah satu penyebab lamanya daftar tunggu haji di Kalimantan Selatan adalah kearifan urang Banjar dalam memaknai “waktu” yang tersirat dalam ungkapan khas dari banua Banjar, “Umur Kada Babau” (umur tidak berbau) yang secara umum bisa dimaknai sebagai malaikat maut bisa menjemput kita kapan saja!

Urang Banjar sangat familiar dengan ungkapan paling populer di kalangan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan setelah lafaz Inna Lillahi wa inna ilayhi raji'un ketika mendengar kabar berita kematian atau meninggalnya seseorang ini.

Ungkapan bertuah ini telah lama menjadi sugesti bagi masyarakat Banjar "untuk selalu ingat mati" khususnya di saat yang tepat, karena dengan mengingat mati, diyakini masyarakat Banjar akan melembutkan hati, qana’ah dan lebih berhati-hati dalam proses ber-muamallah, baik dalam konteks Hablumminannas maupun Hablumminallah.

Aneka Panggilan Allah untuk Manusia (Grafis: annajah.com)
Aneka Panggilan Allah untuk Manusia (Grafis: annajah.com)

Keyakinan umur kada babau ini menjadikan masyarakat Banjar yang sejak lahir memang sudah “dekat” dengan Islam, tersugesti untuk selalu berusaha mendahulukan dan menyegerakan semua hal yang terkait dengan ibadah apapun situasi dan kondisinya, termasuk dalam urusan ibadah haji, “Biar Kada Tahutang, Kalaunya Mati Badahulu” (agar tidak terhutang, kalau sewaktu-waktu ajal lebih dulu datang), kata urang-urang tua bahari (orang-orang tua jaman dulu).

Tidak heran jika sejak dulu masyarakat Banjar yang dikenal sebagai pedagang-pedagang ulung sudah terbiasa mempersiapkan ibadah haji dengan semangat, keyakinan dan kesadaran tinggi sejak dini, terutama terkait dengan masalah biaya atau ongkos naik haji yang dulu dikenal masyarakat dengan istilah ONH dan juga termasuk sesegera mungkin mendaftarkan anak-cucu untuk berhaji. Inilah salah satu penyebab “terlihat” lamanya daftar tunggu berangkat haji di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Ketika Orang Banjar Naik Haji

Jangan berpikir bahwa urang Banjar yang menyegerakan berhaji selalu orang kaya, pejabat tinggi atau pedagang-pedagang besar dengan omset berlebih (mengingat besarnya rupiah untuk berangkat haji), banyak di antara mereka adalah pedagang-pedagang kecil, petani-petani penggarap bahkan para pencari ikan yang berbekal keyakinan kuat pada sang Pencipta, termasuk di dalamnya sugesti umur kada babau akhirnya tertuntun jalan hidupnya untuk bisa berhaji menjadi tamu Allah.

Makanya, jika Anda sempat jalan-jalan ke Banjarmasin atau ke daerah lain di Kalimatan Selatan dan menemui ada anak-anak (remaja tanggung), tukang becak, sopir taksi (Bahasa Banjar: angkot), tukang ojek atau juga Acil-Acil (Bahasa Jawa: bulik) penjual nasi kuning di pinggir jalan yang disapa dengan sapaan “Ji!” singkatan dari kata "haji"! Artinya, mereka sudah menunaikan ibadah haji.

Inilah sebagian kecil dari kisah tentang urang Banjar dengan segala kekurangan dan kelebihannya yang ternyata juga ikut mewarnai “lamanya” antrean berangkat haji ke Tanah Suci, baik secara nasional maupun terkhusus di Kalimantan Selatan sendiri.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun