Allahu Maha Besar, Segala puji hanya untuk Allah.
Gema takbir telah berkumandang di segala penjuru buminya Allah, termasuk di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin, sebagai tanda datangnya hari hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah, hari raya kemenangan umat Islam di seluruh penjuru dunia dalam penggemblengan kawah candradimuka Ramadhan.
Dalam 30 hari penggemblengan Ramadhan, umat Islam diwajibkan berpuasa sesuai syariat (syarat dan rukun) yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, yaitu amal ibadah yang secara sederhana bisa dimaknai sebagai menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri dan segala nafsu serta perbuatan yang bisa membatalkan puasa sejak terbit fajar (adzan Subuh) sampai terbenamnya matahari  (adzan maghrib) disertai dengan niat tulus karena Allah SWT.
Kalau direnungkan, targetnya sederhana saja! Jika kita terbiasa untuk menahan diri dari semua perkara yang halal, maka seharusnya "pasca" digembleng dalam kawah candradimuka Ramadhan, kita lebih bisa menahan diri dari semua perkara yang haram! Logis dan simpel kan!?
Selanjutnya!?
Kitalah pemenangnya! Keberhasilan kita melewati ujian Ramadhan dengan target logis diatas, idealnya akan membentuk pribadi yang kembali berkualitas baik lahir maupun batin yang pada gilirannya akan menuntun kita pada naluri kemanusiaan sejati yang memahami fitrah keberagaman secara  lurus serta kecerdasan dalam mengelola semua nafsu yang dianugerahkan Allah SWT.
Hari ini kita telah menjadi pemenang! Hari ini kita berlebaran! Mari kita rayakan kemenangan kita dengan tetap mengingat Allah SWT kapanpun dan dimanapun. Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus...
Lebaran di Kota 1000 Sungai
Sama seperti sebagian besar umat Islam (maaf kami bukan umat muslim ya! Karena menurut saya umat Islam dan umat muslim itu sangat berbeda. Silahkan klik disini untuk membaca kajiannya) di Indonesia lainnya, urang Banjar juga merayakan hari raya Idul Fitri pada hari ini, Rabu 5 Juni 2019.
Setelah melaksanakan sholat Sunnah Idul Fitri di masjid, biasanya keluarga kami akan berkumpul di rumah orang tua di pinggiran Kota 1000 Sungai. Selain untuk melakukan sungkeman (meminjam istilah saudara kami orang Jawa, saat bermaaf-maafan khususnya untuk meminta ampunan dari orang tua), kami juga berkumpul dengan keluarga kakak dan para sepupu yang biasanya juga ikut berkumpul.