Selain terkenal dengan produk aneka wadai atau kue dengan citarasa khasnya yang manis legit, masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan juga mempunyai jenis kuliner bercitarasa manis lain yang tidak kalah unik dan legit citarasanya.
Urang Banua atau Urang Banjar biasa menyebutnya dengan bubur manis, yaitu beberapa jenis bubur khas Banjar yang mempunyai basis citarasa manis (+ gurih). Penamaan bubur manis ini sepertinya untuk membedakan dengan aneka bubur Banjar lain yang mempunyai basis citarasa asin (+ gurih), seperti bubur ayam Banjar yang kaya rempah bermanfaat.
Jenis-jenis bubur manis khas Banjar, seperti Hintalu Karuang, Randang, Baayak, Gunting, Lakatan Hirang dan Kokoleh Putih/Kokoleh Jawa ini sebenarnya termasuk jenis kuliner yang langka, karena relatif sulit untuk mendapatkannya di hari-hari biasa.
Kalaupun kebetulan mendapatinya di pasar, biasanya selain tidak lengkap, kualitas citarasa dan kebersihannya terlihat masih seadanya, begitu pula dengan packing kemasanya yang relatif sederhana dengan hanya dibungkus pakai kantong plastik bening yang tidak jelas higienisnya.
Beruntung, Kota Banjarmasin mempunyai sosok Ibu Susi Handayani, ibu rumah tangga yang tinggal di Jl. Darmawangsa, Komplek Beruntung Jaya, Banjarmasin. Berkat tangan dingin Ibu 1 (satu) putri ini, Ramadhan kali ini ragam bubur manis Banjar bisa "naik kelas" alias tembus ke beberapa hotel ternama di Banjarmasin sebagai menu takjil tetap selama sebulan penuh.
Kelebihan bubur manis khas Banjar olahan dapur Ibu Susi ini selain citarasanya yang otentik dengan rasa Banjarnya, kemasannya yang modern memberi kesan higienis, praktis dan look at me, membuat siapapun yang berada di dekatnya pasti tertarik untuk menghampiri dan akhirnya membeli.
Tidak hanya masuk ke hotel-hotel menjadi menu buka puasa bagi para tamu yang menginap, tren buka puasa tokoh-tokoh publik, pejabat, pengusaha, juga beberapa sekolah, instansi, organisasi atau perusahaan-perusahaan ternama di hotel dengan mengundang anak yatim dan dhuafa juga ikut mendongkrak popularitas bubur manis Banjar olahan Ibu Susi.
Selama bulan Ramadhan, dengan dibantu 5 (orang) anak buah Ibu Susi bisa memproduksi aneka bubur manis Banjar plus bubur kacang hijau (Urang Banjar biasa menyebut dengan bubur kacang saja, tanpa tambahan kata hijau) dan kolak pisang lebih dari seribu cup yang biasa dihargai sebesar Rp. 5000,-/cup.
Selain menyuplai secara tetap di beberapa hotel, Ibu Susi juga mempunyai beberapa agen yang berperan sebagai reseller aneka bubur manis khas Banjar produknya, salah satunya adalah warung @istanawadai, salah satu toko wadai paling terkenal di seputaran Jalan A. Yani KM 7,6 Kertakhanyar, Kab. Banjar.
Beragamnya latar belakang para customer yang menjadi pelanggannya, membuat Ibu Susi harus beradaptasi dengan berbagai tabiat dan kebiasaan para pelangganya tersebut, tidak terkecuali untuk urusan bayar-membayar pesanan bubur mereka.
“Kalaunya instansi, perusahaan atau pejabat, pengusaha yang sudah lawas jadi pelanggan, biasanya bayarnya tunai atau transfer ke rekening, tapi kalaunya nang hanyar biasa DP badahulu, pelunasan baimbai bubur dikirim”
Khusus untuk Ramadhan tahun 2019 ini, menurut ibu Susi banyak pembeli dan pelanggan, khususnya yang eceran minta membayar pakai aplikasi internet kekinian yang biasanya para muda-mudi atau para eksekutif muda.
Biasanya untuk urusan pembayaran yang pakai aplikasi ini, putrinya si Fitri yang mengurusnya. Ibu Susi hanya mengurusi untuk pembayaran tunai dan transfer ke rekening bank dari perusahaan, kantor atau dari pelanggan pengusaha atau tokoh yang masuk ke rekeningnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H