Berburu Monas
Beberapa waktu yang lalu, saat berkesempatan kembali untuk ikut merasakan "segarnya" udara pagi Jakarta untuk waktu yang relatif agak lama, saya putuskan untuk menjadikan Taman Monas sebagai salah satu destinasi yang wajib masuk dalam daftar "jalan-jalan pagi" saya selama di Jakarta.Â
Kenapa wajib? Karena kebetulan saya menginap tidak jauh dari Monas dan bukan kebetulan kalau saya sudah lama nggak bisa menjenguk si jangkung dari tanah betawi tersebut, karena saya telah lama hijrah ke tanah harapan di seberang lautan.Â
Baca Juga :Â Masjid Ar-Rohah, Oase Bersejarah di Tengah Riuh Jantung Kota Jakarta
Selepas sholat subuh hari pertama dan hari kedua di Jakarta, gatot alias gagal total. Situs bersejarah Masjid Ar Rohah tempat saya melakukan sholat Subuh di Jl. Abdul Muis ternyata lebih menarik perhatian saya saat itu. Di Masjid sederhana itu, meskipun tidak mendapatkan informasi yang cukup maksimal, setidaknya saya mengetahui kalau bangunan ini ternyata menyimpan sejarah penting bagi masyarakat Betawi dan Jakarta.
Berjalan kaki menyusuri Jl. Taman Kebon Sirih di pagi yang relatif masih gelap ini, kendaraan bermotor yang lewat relatif masih  jarang. Sepanjang jalan, saya lebih banyak ditemani oleh lalu-lalang pedagang-pedagang kopi bersepeda berbagai usia yang sejak sebelum kumandang Azan Subuh sudah nampak menjajakan kopinya.
Baca Juga :Â Bernostalgia dengan Mainan Anak-anak Tempo Dulu di Kota Tua Jakarta
Berjalan di salah satu jalanan protokol Jakarta yang biasanya ramai ini, saya jadi terheran-heran. Kok tumben, jam segini jalanan Jakarta masih lengang! Tapi tidak lama kemudian semua terjawab! Dari layar HP saya mendapat informasi, kalau hari ini ternyata hari libur alias tanggal merah! Pantes...!Â
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa menjenguk Si Jangkung yang puluhan tahun tidak pernah sempat saya tengok, walaupun dalam kurun waktu itu sebenarnya saya juga beberapa kali sempat ke Ibu Kota Jakarta.
Tidak hanya bagi warga Jakarta dan sekitarnya saja, tapi juga masyarakat dari seluruh Indonesia yang kebetulan berkesempatan menjejakkan kaki ke ibu kota Jakarta seperti saya, menjadikan Monumen Nasional alias Monas sebagai salah satu tempat favorit untuk mengisi waktu liburan.
Selain karena posisinya sebagai icon ibu kota yang terbilang sangat monumental, lokasinya yang mudah dijangkau dan tarif masuk yang relatif murah, Monas juga terus berbenah dan berinovasi untuk memberikan sebentuk destinasi wisata murah, edukatif dan tentunya menghibur bagi seluruh penikmatnya.
Terbaru, bagi pengunjung Monas dimanjakan oleh layanan inovatif berbasis aplikasi internet yang diberi label bike sharing, yaitu layanan peminjaman sepeda gratis untuk berkeliling menikmati landscape taman Monas yang teduh dan menyegarkan.
Baca Juga : Kesempatan Langka, Menjelajahi Gedung ANRI di Waktu Malam
Kemudian, pengguna bisa memilih salah satu dari dua tipe sepeda yang tersedia, yaitu model pakai keranjang atau tanpa keranjang. Selanjutnya, pengguna harus memindai QR Code yang terletak di bagian belakang sepeda untuk membuka kuncinya, setelah itu sepeda siap untuk digunakan dengan durasi 1 jam untuk masing-masing pengguna.
Kalau diperhatikan, ada beberapa hal teknis yang menarik terkait kehadiran GOWES di lingkungan Monumen Nasional. Pertama, tidak ada satupun penjaga yang mengawal keberadaan ratusan sepeda berwarna "ngejreng" kombinasi biru dan kuning tersebut. Kedua, pemanfaatan teknologi internet untuk membuka kunci gembok. Lantas, bagaimana cara mengawasi keberadaan ratusan sepeda-sepeda ini!?Â
Dengan Tracking Device & Digital Indonesia Map pada sepeda tim GOWES dapat melacak lokasi keberadaan sepeda secara real time, termasuk memantau arus pergerakan sepeda dari mana ke mana, hari apa dipakai oleh siapa dan kemudian akan melakukan collecting sepeda yang telah selesai digunakan oleh pelanggan. Wooow keren canggihnya ya!
Semoga di Banjarmasin  segera meluncur aplikasi "Kelotok Sharing" menyusul layanan "Go Kelotok" yang lebih dulu eksis menjadi salah satu kolaborasi cantik antara Budaya Banjar dan IoT di era kekinian.
Mau Coba!?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H