Seiring semakin jarangnya masyarakat Banjar yang membangun rumah berbahan kayu dan relatif semakin sulitnya mendapatkan bahan baku kayu ulin yang menjadi bahan baku utama membangun rumah Banjar berikut ragam hiasnya, berimbas pada industri kecil pembuatan berbagai ragam hias rumah Banjar berbahan kayu ulin di Kota Banjarmasin.Â
Satu-satunya tempat di Kota Banjarmasin yang masih menyisakan beberapa pengrajin seni ukir Banjar berbahan kayu ulin adalah di kawasan jalan Piere Tendean ujung yang menuju jembatan Pasar Lama.
Baca Juga Yuk :Â Terpesona Lamin Adat "Lakeq Bilung Jau" di Kong Beng, Kutai Timur
Di tempat usaha milik H. Asad dan Khoiri ini, sampai sekarang masih diproduksi berbagai produk-produk ragam hias ukiran berbahan dasar kayu ulin, semacam jamang, ram angin kayu, les plang, aneka ukiran Banjar dan kaligrafi Al Quran, ornamen pelengkap seperti buah nenas dan manggis, pagar catur dan juga atang kubur.
Tapi seiring berjalannya waktu dan juga karena berbagai sebab yang saya sebutkan diatas satu-persatu para pengrajin memilih beralih profesi. Padahal menurut H. Asad sendiri, prospek usaha yang memanfaatkan kayu ulin sisa-sisa untuk berbagai macam kerajinan ini prospeknya masih bagus.
Baca Juga :Â Unda-Nyawa, Ini "Lo-Gue" Versi Bahasa Banjar!
Waktu terus berputar. Perjalanan panjang sebuah peradaban akan selalu diwarnai oleh sebuah keniscayaan berjudul "perubahan". Ke arah mana perubahan akan berdampak sangat ditentukan oleh subyek dari perubahan itu sendiri, yaitu manusia.
Masa depan seni tradisi ukiran khas Banjar berikut bentuk-bentuk ornamen ragam hias berbahan kayu ulin bernilai seni tinggi hasil olah cipta, rasa, karsa dan karya nenek moyang masyarakat suku Banjar ini ada di tangan generasi terkini masyarakat Banjar sendiri.Â
Apalagi yang ditunggu? Selamatkan bumi Kalimantan dengan gerakan menanam pohon (Ulin) sebanyak-banyaknya, selamatkan adat budaya serta seni tradisi suku Banjar dengan memperkenalkannya melalui berbagai media kepada generasi muda sedini mungkin. Ayo bergerak!
Kamus :
Mailangi (Bhs Banjar)Â :Â Mengunjungi