Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Terpesona Baju Kulit Kayu Khas Dayak Deah di Tabalong

21 November 2018   23:45 Diperbarui: 22 November 2018   14:45 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Wencen Menunjukkan Hasil Kreasinya (Foto ; @kaekaha)

Palu atau Tukul Kayu untuk Membuat Kain dari Kulit Kayu (Foto : @kaekaha)
Palu atau Tukul Kayu untuk Membuat Kain dari Kulit Kayu (Foto : @kaekaha)
Cara pengolahannya sebenarnya juga sederhana tapi memerlukan kecermatan dan kehati-hatian. Setelah kulit kayu deluang diambil dengan cara dikuliti secara presisi/lurus, kemudian kulit kayu dipukul-pukul menggunakan palu kayu atau tukul dengan kekuatan yang terukur secara merata sampai kulit kayu tipis dan melebar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dengan tekstur halus merata menyerupai kain yang siap dijahit. 

Sebagai gambaran, untuk mendapatkan 1 lembar kain untuk bahan 1 baju diperlukan waktu sekitar 2-3 jam untuk memipihkannya secara sempurna. 

Kain Kulit Kayu yang siap Dijaihit (Foto : @kaekaha)
Kain Kulit Kayu yang siap Dijaihit (Foto : @kaekaha)
Potongan Kayu Terap/Deluang (Foto : @kaekaha)
Potongan Kayu Terap/Deluang (Foto : @kaekaha)
Setelah itu bahan kain kulit kayu tersebut dijemur langsung dibawah terik sinar matahari. Jika panasnya maksimal seperti cuaca siang di Banjarmasin yang panasnya memang juara diperlukan waktu sekitar 2 jam penjemuran. Setelah itu, kain di potong sesuai pola kebutuhan dan peruntukannya. 

Menurut Pak Wencen, untuk membuat satu potong baju dari desain sampai jadi, tapi tanpa finishing (memberi bordir, kancing baju, untaian manik-manik kayu dan hiasan lainnya) membutuhkan waktu sekitar 3 jam. 

Baca Juga : Banjarmasin, Kota 1.000 Pemadam Kebakaran

Untuk finshing pemberian corak adat sekaligus pemberian batas (fungsinya mirip obras pada tepi jahitan kain kayu deluang), biasanya Pak Wencen menambahkan aneka hiasan bordir/sulaman pada baju yang dibuat dengan menggunakan benang jahit biasa, kecuali ada pesanan dengan benang tertentu. 

Pada jaman dahulu, sebelum masyarakat Dayak Deah mengenal benang jahit berbahan kapas, bordiran atau hiasan sulaman pada baju memakai benang yang terbuat dari serat daun nenas.

Baju Kulit Kayu dengan Finishing Sederhana (Foto : @kaekaha)
Baju Kulit Kayu dengan Finishing Sederhana (Foto : @kaekaha)
Untuk perawatan, baju kulit kayu deluang khas dari Dayak Deah ini menurut Pak Wencen relatif mudah, yang penting jangan disimpan pada suhu dengan kelembaban tinggi, karena akan mengundang jamur yang bisa merusak tampilan original baju kulit kayu, selain itu jamur juga akan mempercepat proses pelapukan kain kulit kayu deluang ini. 

Walaupun disarankan menghindari kelembaban tinggi dan dominan, bukan berarti baju kulit kayu ini tidak bisa di cuci lho. Menurut Pak Wencen, kalau memang kotor bisa saja dicuci dengan air dan deterjen, tapi jangan terlalu sering dan cara mencucinya tidak dengan cara di kucek seperti kain pada umumnya, tapi dengan cara disikat pakai sikat dengan ujung bulu yang lembut dan  setelah itu di jemur seperti biasa. 

Baca Juga : Membangun Ruang Publik Berbasis (Budaya) Sungai ala Kota Banjarmasin

Selain dibuat baju, rok wanita, rompi atau berbagai jenis pakaian lainnya, kain dari kulit kayu pohon terap hundang atau Deluang ini bisa juga dibuat berbagai souvenir dan kerajinan tangan lainnya seperti topi, tas, dompet, kipas dan banyak lagi yang lainnya.

Tertarik untuk mencoba keunikan baju nyentrik ini!? Yuk, jalan-jalan ke Kalimantan Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun