Sebagai gambaran, untuk mendapatkan 1 lembar kain untuk bahan 1 baju diperlukan waktu sekitar 2-3 jam untuk memipihkannya secara sempurna.Â
Menurut Pak Wencen, untuk membuat satu potong baju dari desain sampai jadi, tapi tanpa finishing (memberi bordir, kancing baju, untaian manik-manik kayu dan hiasan lainnya) membutuhkan waktu sekitar 3 jam.Â
Baca Juga :Â Banjarmasin, Kota 1.000 Pemadam Kebakaran
Untuk finshing pemberian corak adat sekaligus pemberian batas (fungsinya mirip obras pada tepi jahitan kain kayu deluang), biasanya Pak Wencen menambahkan aneka hiasan bordir/sulaman pada baju yang dibuat dengan menggunakan benang jahit biasa, kecuali ada pesanan dengan benang tertentu.Â
Pada jaman dahulu, sebelum masyarakat Dayak Deah mengenal benang jahit berbahan kapas, bordiran atau hiasan sulaman pada baju memakai benang yang terbuat dari serat daun nenas.
Walaupun disarankan menghindari kelembaban tinggi dan dominan, bukan berarti baju kulit kayu ini tidak bisa di cuci lho. Menurut Pak Wencen, kalau memang kotor bisa saja dicuci dengan air dan deterjen, tapi jangan terlalu sering dan cara mencucinya tidak dengan cara di kucek seperti kain pada umumnya, tapi dengan cara disikat pakai sikat dengan ujung bulu yang lembut dan  setelah itu di jemur seperti biasa.Â
Baca Juga :Â Membangun Ruang Publik Berbasis (Budaya) Sungai ala Kota Banjarmasin
Selain dibuat baju, rok wanita, rompi atau berbagai jenis pakaian lainnya, kain dari kulit kayu pohon terap hundang atau Deluang ini bisa juga dibuat berbagai souvenir dan kerajinan tangan lainnya seperti topi, tas, dompet, kipas dan banyak lagi yang lainnya.