Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trust Me! Percaya Karo Isun, Batik Memang Lebih Baik!

29 September 2018   21:58 Diperbarui: 29 September 2018   23:01 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo ketika menyambut PM Papua Nugini (Foto : merdeka.com)

Aneka warna batik motif Mega Mendung yang mempesona (Foto : cireboncinnamon.com)
Aneka warna batik motif Mega Mendung yang mempesona (Foto : cireboncinnamon.com)
Inspirasi Unik dari Batik Cirebon

Salah satu daerah pesisir yang sejak dulu dikenal sebagai sentra produsen batik di Indonesia adalah si-Kota Udang, Cirebon. Di Cirebon awalnya batik tumbuh dalam lingkunan keraton, yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman yang kemudian bisa menyebar keluar lingkungan keraton setelah dibawa oleh para abdi dalem yang bertempat tinggal di luar keraton.

Inilah uniknya batik Cirebon! Meskipun dikenal sebagai kantong produsen batik pesisir yang khas, ternyata Cirebon juga mempunyai jenis batik lain yang mempunyai catatan sejarah cukup panjang, yaitu batik keraton!

Secara umum, Batik Cirebon dikenal mempunyai dua jenis ornamen batik yaitu batik keraton dan batik pesisir. Motif batik keraton seperti ornamen Paksi Naga Liman, Siti Inggil, Kanoman, Taman Kasepuhan, dan Taman Sunyaragi tergolong jenis batik klasik yang memiliki pola baku, berwujud simbolis dan bermakna religius. Menurut sejarahnya, batik keraton dihasilkan para putri keraton di kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.

Sedangkan untuk motif pesisir muncul karena sifat masyarakat Cirebon yang memiliki karakter terbuka terhadap budaya asing yang akhirnya membawa mereka juga untuk mempelajari seni batik sebagai barang dagangan. Sebagai salah satu kota pesisir di jalur Pantura, Pulau Jawa, sejak abad 16 Cirebon telah menjadi  tempat persinggahan pedagang asing dari Arab, Tiongkok, India dan Persia. Kehadiran pedagang asing tersebut selain berdagang juga menyebarkan agama Islam yang pada giliranya memunculkan akulturasi beragam budaya yang akhirnya menghasilkan banyak tradisi baru di Cirebon, termasuk diantaranya batik Cirebon pesisiran yang mempunyai pola sangat dinamis dan mengikuti permintaan pasar. Contoh ornamenya antara lain, Paksi Naga Liman pengaruh dari Persia, Soko Cino dari keramik Cina, dan Buraq dari Arab.

Secara garis besar, ornamen Batik Cirebon dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu

Wadasan : Batik yang dihasilkan biasanya disebut batik Keraton, ditandai dengan ornamen-ornamen yang berasal dari Keraton Cirebon. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, dan Mega Mendung.
Geometris : Kain yang didesain sebelumnya harus diberi garis-garis dengan bantuan penggaris. Misalnya adalah motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, dan Lengko-lengko.
Pangkaan (Buketan) : Motif batik menampilkan lukisan pohon atau rangkaian bunga yang lengkap, sering dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, dan Kembang Terompet.
Byur : Motif batik ini ditandai dengan ornamen bunga dan dedaunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok secara penuh, misalnya adalah Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, dan Banyak Angrum.
Semarangan : Motif ini menampilkan penataan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang, misalnya adalah motif Piring Selampad dan Kembang Kantil.

Gerbang Desa Batik Trusmi, Plered, Cirebon (Foto : radarcirebon.com)
Gerbang Desa Batik Trusmi, Plered, Cirebon (Foto : radarcirebon.com)
Trusmi Sentra Batik Cirebonan

Membicarakan keunikan Batik Cirebon, tentu ujung-ujungnya pasti menuju Trusmi. Apa itu Trusmi?  Trusmi merupakan salah satu kawasan sentra batik Cirebonan yang sangat terkenal. Nama trusmi diambil dari sejarah pendirian kawasan itu yang awalnya berupa hutan, karena hendak dijadikan pemukiman maka warga menebang berbagai tumbuhan dalam hutan tersebut. Tapi anehnya, setelah ditebang pepohonan itu tumbuh kembali. Sehingga kawasan tersebut oleh masyarakat akhirnya dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata terus bersemi.

Menurut sejarah, Batik Trusmi Cirebon sudah ada sejak abad ke 14. Batik Trusmi merupakan karya dari seorang pemuka agama Islam, Ki Gede Trusmi  pengikut setia Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Agama Islam di kawasan desa Trusmi. Strategi dakwah Ki Gede Trusmi  dalam menyebarkan Islam di Desa Trusmi cukup jitu, sehingga sukses menarik perhatian masyarakat desa Trusmi tersebut. Selain mengajarkan agama Islam, beliau juga mengajari ketrampilan membatik kepada penduduk setempat, hingga akhirnya kawasan Desa Trusmi dikenal sebagai Kampung Batik Cirebonan sampai sekarang.

Sampai sekarang, makam Ki Gede Trusmi masih terawat baik, setiap tahun dilakukan upacara cukup khidmat, upacara Ganti Welit (atap rumput) dan Ganti Sirap setiap empat tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun