Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masjid Sultan Suriansyah, Monumen Berdirinya Kota Banjarmasin

27 Oktober 2018   14:11 Diperbarui: 28 Oktober 2018   04:43 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chandelier cantik dengan latar plafon kayu ulin (Foto @kaekaha)

Singgah di Kota Banjarmasin, belum lengkap bila belum mengunjungi satu-satunya saksi tersisa penanda berdirinya Kota Tua Banjarmasin, yaitu Masjid Sultan Suriansyah di daerah Kuin. Monumen berupa kompleks bangungan masjid yang menurut sejarah didirikan Sultan sesaat setelah resmi diangkat menjadi pemimpin di Kesultanan Banjar.

Lokasi situs Masjid Sultan Suriansyah atau juga biasa disebut dengan Masjid Kuin ini dulunya merupakan kawasan kotaraja atau ibu kota Kesultanan Banjar yang dikenal dengan sebutan wilayah Kota Banjar Lama. Untuk menuju kesana relatif mudah, selain karena lokasinya masih di jantung kota, di dalam Kota sendiri banyak papan penunjuk arah untuk menuju lokasi masjid yang terletak di jalan Alalak Utara RT 5, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin ini.

Masjid Sultan Suriansyah (Foto : @kaekaha)
Masjid Sultan Suriansyah (Foto : @kaekaha)
Ada dua alternatif moda transportasi untuk menuju Masjid Sultan Suriansyah yang lokasinya berdekatan dengan komplek makam keluarga kesultanan di tepian Sungai Kuin ini, yaitu melalui jalur darat atau jalur sungai. 

Untuk jalur sungai, pengunjung bisa memilih menyewa kelotok dari dermaga di siring Kota atau mengikuti paket wisata susur sungai yang menyuguhkan paket mengelilingi Kota melalui jalur sungai yang  salah satu destinasi tujuannya ke Masjid Sultan Suriansyah. Untuk informasi lebih detail bisa juga cek di aplikasi Pegipegi atau kontak langsung customer service Pegipegi via telepon di 0804 1400 777 atau juga bisa via email di cs@pegipegi.com.

Baca juga : Unda-Nyawa, Ini "Lo-Gue" Versi Bahasa Banjar!

Berada di bangunan cagar budaya Masjid Sultan Suriansyah yang dilindungi negara melalui UU No.11 Tahun 2010 ini, kita seperti berada di dalam lorong waktu yang membawa kita kembali ke masa awal berdirinya kesultanan Banjar di abad 16. 

Jika tidak terlihat dan terdengar  lalu lalang mobil, sepeda motor atau juga kelotok yang lewat di jalan raya/sungai depan masjid, maka arsitektur kuno masjid, berikut eksterior dan interior masjid yang dibangun dengan kayu ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri)  ini benar-benar akan menghadirkan suasana Banjarmasin dimasa lampau.

Pintu utama (Foto : @kaekaha)
Pintu utama (Foto : @kaekaha)
Kalau diperhatikan dengan seksama, model arsitektur Masjid Sultan Suriansyah mirip sekali dengan Masjid Agung Demak di Jawa Tengah. Lho kok bisa!? Hal ini terkait dengan sejarah bedirinya Kota Banjarmasin.

Berawal  dari kehadiran Khatib Dayyan, mubaligh yang juga panglima perang Kesultanan Demak utusan Sultan Trenggono yang bertugas untuk membantu Pangeran Samudra mempertahankan diri dari serangan pamannya sendiri, Pangeran Tumanggung dari Kerajaan Daha. 

Berkat kelihaian diplomasi yang dibangun oleh Khatib Dayyan, akhirnya perang saudara antar paman dan keponamakan itu berakhir manis, keduanya berdamai dan akhirnya Pangeran Tumanggung mengakui kedaulatan Kerajaan Banjar yang dipimpin oleh keponakannya, Pangeran Samudra. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada tanggal 24 September 1526 yang akhirnya diabadikan sebagai hari jadi Kota Banjarmasin.

Kaligrafi berpadu motif daun jaruju (Foto : @kaekaha)
Kaligrafi berpadu motif daun jaruju (Foto : @kaekaha)
Setelah Kerajaan Banjar resmi berdiri dan Pangeran Samudera juga resmi diangkat menjadi raja, maka atas bimbingan Khatib Dayyan, Pangeran Samudera dan seluruh rakyatnya akhirnya memeluk Islam dan berganti nama menjadi Sultan Suriansyah. 

Konsekuensinya, untuk keperluan beribadah sholat 5 waktu berjamaah di lingkungan istana, akhirnya Sultan Suriansyah mendirikan masjid pertama di tanah Kalimantan dengan referensi model, bentuk dan gaya arsitektur dari masjid Agung Demak yang diperkenalkan oleh Khatib Dayyan. Masjid itulah yang sekarang kita kenal dengan nama Masjid Sultan Suriansyah.

Baca juga : Bapukung, Tradisi Tua Meninabobokan Bayi Khas Suku Banjar

Meskipun dibangun dengan referensi dari Masjid Agung Demak, tapi karena adanya perbedaan alam, adat istiadat dan budaya menjadikan arsitektur Masjid Sultan Suriansyah layaknya hasil “perkawinan”  antara budaya Jawa dan Banjar, sehingga di beberapa bagian memunculkan perbedaan yang signifikan dengan induknya, Masjid Agung Demak.

Atap mihrab terpisah dari atap ruang induk (Foto : @kaekaha)
Atap mihrab terpisah dari atap ruang induk (Foto : @kaekaha)
Beberapa diantaranya adalah, konstruksi panggung dengan hanya satu bangunan utama tanpa pendopo dan atap pada mihrab terpisah dari atap bangunan induk, keberadaan pataka yang tinggi menjulang di puncak meru yang lebih runcing, keberadaan Jamang/Siger di ujung pertemuan atap dan keberadaan pagar susur atau Kandang Rasi yang semuanya terbuat dari kayu ulin.

Meskipun telah mengalami pemugaran beberapa kali, keaslian struktur dasar bangunan masjid yang berdiri di area lahan seluas 30 x 25 meter dengan ukuran 15,5 x 15,7 meter dan tinggi 10 meter ini, masih terjaga sampai sekarang. Begitu juga konstruksi bangunan fisik yang secara keseluruhan terbuat dari kayu ulin  (Eusideroxylon zwageri) atau juga dikenal dengan sebutan kayu besi yang terkenal kuat dan kokoh mulai dari atap (sirap), dinding, pintu, jendela sampai lantai semuanya masih tetap utuh terjaga sampai sekarang.

pagar susur atau Kandang Rasi (Foto @kaekaha)
pagar susur atau Kandang Rasi (Foto @kaekaha)
konstruksi kayu ulin ini, memberi kesan kuat, tua dan kuno atau orang Banjar menyebutnya sebagai bangunan Bahari. Kesan ini secara keseluruhan memperkuat posisi masjid sebagai bangunan terpenting atau bertuah bagi masyarakat di sekitarnya.

Baca juga : Kegundahan di Balik Nikmatnya Nasi Kuning Dendeng Rusa, Khas Banjarmasin

Arsitektur Masjid Sultan Suriansyah sebagaimana bangunan-bangunan kuno bersejarah lainnya, juga mempunyai sisi unik berupa simbol-simbol filosofis tertentu pada detil-detil bangunannya. 

Contoh yang paling mudah dilihat adalah jumlah pintu masjid yang totalnya ada 17 buah dan uniknya,
masing-masing pintu itu mempunyai nama sendiri-sendiri, layaknya dua masjid besar di tanah suci, Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Nabawi di Madinah.

Ornamen penghias pada dinding gebyog (Foto : @kaekaha)
Ornamen penghias pada dinding gebyog (Foto : @kaekaha)
Tentu bukan sebuah kebetulan ketika jumlah pintu tersebut sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu. Mungkin, makna lugasnya adalah agar semua rakyat Kesultanan Banjar saat itu, jangan sampai meninggalkan 17 rakaat alias sholat 5 (lima) waktu. Wallahu A'lam Bishawab.

Dibagian dalam Masjid Sultan Suriansyah, interiornya tidak jauh berbeda dengan masjid kebanyakan. Bedanya, dalam mihrab terdapat sebuah mimbar tua peninggalan Sultan Suriansyah yang terbuat dari kayu ulin yang bagian atasnya terdapat ornamen berupa pelengkung/lengkungan berhias kaligrafi arab yang berbunyi "Allah Muhammadarasulullah".

cantiknya ornamen pintu samping (Foto : @kaekaha)
cantiknya ornamen pintu samping (Foto : @kaekaha)
Pada bagian kanan atas terdapat tulisan "Krono Legi : Hijrah 1296 bulan Rajab hari Selasa tanggal 17", sedang pada bagian kiri terdapat tulisan : "Allah subhanu wal hamdi al-Haj Muhammad Ali al-Najri". Ini berarti pembuatan mimbar pada hari Selasa Legi tanggal 17 Rajab 1296, atas nama Haji Muhammad Ali al-Najri.

Baca juga : Journey to Banjar, Koleksi Lagu Banjar Bahari Ramuan Sang Radja

Sedangkan di bawah tempat duduk mimbar terdapat undak-undakan atau anak tangga berjumlah 9 yang dihiasi dengan ukiran berupa sulur-suluran, kelopak bunga dan arabes yang distilir. 

Ditengah-tengah langit ruangan masjid, terdapat lampu gantung besar (chandelier) cantik yang berbentuk layaknya sekuntum bunga yang sedang mekar jika dilihat tepat dari bawahnya. Hiasan ini semakin memperkuat kesan klasik pada Masjid yang ruangannya terasa adem ini.

Chandelier cantik dengan latar plafon kayu ulin (Foto @kaekaha)
Chandelier cantik dengan latar plafon kayu ulin (Foto @kaekaha)
Dibagian kanan dan kiri mihrab terdapat pintu utama (lawang agung), masing-masing terdapat sebuah inskripsi yang tertulis pada bidang berbentuk segi delapan berukuran 50 cm x 50 cm. 

Pada daun pintu sebelah kanan terdapat 5 baris inskripsi Arab-Melayu berbunyi : " Ba'da hijratun Nabi Shalallahu 'alahihi wassalam sunnah 1159 pada Tahun Wawu ngaran Sultan Tamjidillah Kerajaan dalam Negeri Banjar dalam tanah tinggalan Yang mulia."

Sedangkan pada daun pintu sebelah kiri terdapat 5 baris inskripsi Arab-Melayu berbunyi: "Kiai Damang Astungkara mendirikan wakaf Lawang Agung Masjid di Nagri Banjar Darussalam pada hari Isnain pada sapuluh hari bulan Sya'ban tatkala itu (tidak terbaca)". 

Kedua inskripsi ini menunjukkan pada hari Senin tanggal 10 Sya'ban 1159 telah berlangsung pembuatan Lawang Agung (pintu utama) oleh Kiai Demang Astungkara pada masa pemerintahan Sultan Sepuh atau Sultan Tamjidullah I (1734-1759).

Mihrab Sultan dan Lawang Agung berusia 5 abad (Foto : @kaekaha)
Mihrab Sultan dan Lawang Agung berusia 5 abad (Foto : @kaekaha)
Secara umum, selain motif kaligrafi arab, ragam hias/ornamen yang terpahat di Masjid Sultan Suriansyah didominasi oleh ragam motif ukiran khas Banjar berupa, motif flora (daun jaruju, bunga mawar dan melati, buah manggis, buah waluh dan batang sulur-suluran yang berpilin-pilin), motif fauna (stilisasi buntut ayam jago pada ragam jamang/sigar dan burung enggang pada puraka) dan motif geometris berbentuk mirip kipas  yang didominasi warna hijau dan kuning, ciri khas yang membungkus hampir seluruh ornamen yang menghiasi masjid.

Baca yuk : Kuntau, Seni Bela Diri yang Hampir Hilang di Kalimantan Selatan

Motif dan warna dominan hijau dan kuning ini menunjukkan kedekatan masyarakat Banjar dengan alam dan lingkungannya. Khusus untuk ornamen motif flora dan motif fauna, distilir dulu sebelum diterapkan menjadi ornamen hias Masjid, hal ini untuk menghindari kemusyrikkan sebab Islam melarang bentuk atau gambar menyerupai makhluk hidup.

Lantai Kayu Ulin (Foto : @kaekaha)
Lantai Kayu Ulin (Foto : @kaekaha)
Keunikan lain dari masjid ini adalah keberadaan lantai kayu yang disusun dari batangan-batangan kayu ulin berbentuk persegi  berwarna hitam keabuabuan yang membentuk ornamen estetis yang unik, cantik dan terlihat kinclong dan licin bila diinjak kaki telanjang.  Melihat susunan batang kayunya yang unik, membuat kening siapapun yang melihatnya akan berkerut, betapa cerdas yang membuat pola dan menyusunnya menjadi komposisi yang sangat cantik.

Dermaga Masjid Sultan Suriansyah (Foto : @kaekaha)
Dermaga Masjid Sultan Suriansyah (Foto : @kaekaha)
Masjid Sultan Suriansyah merupakan tonggak sejarah sekaligus poros dimulainya penyebaran Islam di Kalsel, bahkan di Kalimantan. Posisi ibu kota Kesultanan Banjar yang di tepian sungai memang sangat strategis menjadi basis dakwah ke pedalaman Kalimantan. 

Untuk mempermudah akses transportasi sungai, di depan Masjid atau di tepian sungai kuin yang dipisahkan oleh jalan raya beraspal terdapat dermaga tua yang dibangun beriringan dengan bangunan utama masjid Sultan. Hanya saja, kondisi dermaga memang sudah mengalami renovasi. Sekarang kondisi dermaga sudah terlihat lebih  modern, karena sudah dilapisi oleh keramik putih.

Jembatan Tua Kayu Ulin (Foto : @kaekaha)
Jembatan Tua Kayu Ulin (Foto : @kaekaha)
Sedangkan di sisi sebelah kanan masjid, terdapat jembatan kayu ulin yang usianya konon juga setua bangunan Masjid Sultan yang dicat dengan warna dominan hijau dan kuning,  senada dengan warna cat Masjid Sultan dan dermaga tua di sampingnya. Cantik banget pooknya! 

Nah.....! Sebentar lagi libur akhir tahun dan libur tahun baru segera tiba! Pegipegi yuk! Jelajahi tempat wisata keren di Banjarmasin. Nggak usah bingung, pakai aja aplikasi Pegipegi semua beres! Mau cari tiket pesawat ke Banjarmasin, cari hotel atau cari info terkait tempat wisata di Banjarmasin? Semua ada...

Yuk! Kutunggu ya di Banjarmasin...

Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah (Foto : @kaekaha)
Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah (Foto : @kaekaha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun