Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beli Rumah Baru, Segera Ganti Perangkat Kunci Pintu!

18 Juni 2020   09:20 Diperbarui: 18 Juni 2020   11:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teki-teki Raibnya Mesin Air

Akhir tahun 2000...

Hari ini, hatiku benar-benar berbunga-bunga! Karena besok pagi aku dan 13 keluarga besarku akan terbang ke Banjarmasin. Mereka ada Bapak, Ibu, Adik, Pakde- Bude, Paklik-Bulik dan Simbah Kakung sama Simbah Putri, pokoknya toalnya ada 13 orang, kalau sama saya ya jadi 14 orang. Mereka semua saya boyong ke Bbanjarmasin untuk ikut menjadi saksi ijab kabul serta resepsi pernikahan saya dengan gadis Banjar pujaan hati saya. 

Pekerjaan di kantor semua sudah beres dan yang on progress semua bisa saya pantau via komunikasi dengan staff admin di kantor yang standby. Untuk rumah... Oh iya rumah! Meskipun masih bujang, aku sudah mempunyai rumah pribadi walaupun aku beli dengan cara kredit di bank sejak 4 tahun yang lalu.  

Rumahku, termasuk rumah sederhana saja type 36+ dengan ukuran tanah 140m2. Rumahku adalah surgaku dan aku ingin menempati surgaku ini "hanya" dengan bidadari yang akan selalu setia menemaniku!  Itulah sebabnya, rumah ini sampai sekarang belum aku tempati, aku lebih memilih tinggal di mess yang disediakan oleh kantor yang jarak tempuhnya hanya sekitar 5 menit saja dari rumahku ini. 

Tiga hari terakhir termasuk hari ini, aku mempekerjakan dua orang anak buahku di kantor si-Setiawan dan si-Udin untuk bersih-bersih dirumah, sekaligus memasang beberapa alat elektronik untuk menambah kenyamanan "bidadariku" yang seusai resepsi pernikahan akan kuboyong ke Sidoarjo.

Beginilah model barisan rumah kopel, berbagi dinding dengan tetangga | desainrumahyou.blogspot.com 
Beginilah model barisan rumah kopel, berbagi dinding dengan tetangga | desainrumahyou.blogspot.com 

Salah satunya yang memerlukan waktu paling lama untuk memasangnya adalah mesin pompa air. Sebenarnya bukan pompanya yang susah di pasang atau instalasinya yang ruwet, tapi lebih karena kebingungan saya untuk menentukan posisi mesin pompa air yang aman! Sekedar informasi, posisi kamar mandi ada di luar rumah, tepatnya di bagian belakang rumah. 

Sedangkan, komplek perumahan saya ini meskipun tergolong sudah lama eksis, tapi khusus untuk blok rumah saya yang tergolong area pengembangan baru, lokasinya paling ujung dengan penghuni yang masih sangat jarang. Bahkan, bagian belakang rumah saya masih berupa sawah yang nyambung dengan perkampungan penduduk dan saya masih belum mampu untuk memagarinya agar lebih aman dan nyaman. Disini letak masalahnya! 

Ditengah kebingungan menentukan posisi mesin air, dari samping rumah datang seorang bapak-bapak yang sepertinya tukang bangunan dari developer yang biasanya tinggal di bedeng, sejenis mess untuk  semua kru pemborong  perumahan yang lokasinya tidak jauh dari lokasi proyek blok baru tidak jauh dari rumah saya. 

Setelah ngobrol beberapa saat, si bapak menyarankan agar memasang mesin airnya di dalam kamar mandi saja biar aman, toh ada kuncinya! Kami pikir-pikir, sepertinya ide ini yang paling masuk akal untuk meminimalisir resiko! 

Setelah berdiskusi beberapa saat untuk menentukan "rekayasa" alur  rangkaian pipanya, Setiawan dan udin langsung mengerjakan instalasi pipanya. Karena, hari sudah menjelang maghrib, saya pamit ke Setiawan dan Udin, termasuk si bapak tukang yang masih berada disitu karena saya harus menyusul keluarga besarku yang menginap di salah satu hotel di sekitar Bandara Djuanda. Untuk pengerjaan finishing rumah semuanya saya percayakan pada Setiawan.

Pulang | @kaekaha
Pulang | @kaekaha

Setelah sepuluh hari menghabiskan waktu di Banjarmasin dengan mengambil cuti menikah plus nambah cuti tahunan, akhirnya saya pulang ke Sidoarjo dengan membawa serta permaisuriku, bidadari yang akan selalu menemaniku. 

Setelah pesawat yang membawaku landing,  kami langsung memesan taksi untuk tujuan dalam kota Sidoarjo. Tidak sampai 30 menit, taksi sudah berhenti di depan "surgaku"! Dengan perasaan bangga aku tunjukkan pada bidadariku, inilah surga kita sayang! 

Setelah puas melihat-lihat hutan kecil di depan rumah yang sedikit mereduksi panasnya udara Sidoarjo. Kami masuk kedalam rumah mungil kami yang terlihat agak berdebu seperti beberapa hari nggak dibersihkan. Karena merasa kegerahan, istriku kepingin langsung mandi. 

Setelah puas melihat-lihat hutan kecil di depan rumah yang sedikit mereduksi panasnya udara Sidoarjo. Kami masuk kedalam rumah mungil kami yang terlihat agak berdebu seperti beberapa hari nggak dibersihkan. Ketika membuka pintu rumah, betapa kagetnya kami melihat kondisi rumah yang masih berantakan.

Kecuali cat rumah yang sudah rampung, perabotan rumah dan juga alat kerja yang sepertinya milik Setiawan semuanya berhamburan. Ada apa ini? Apa yang dikerjakan Setiawan sama si Udin selama kutinggal?

Surprise belum berhenti disitu! Karena merasa kegerahan, istriku kepingin langsung mandi. Selain ku tunjukkan letak kamar mandi di belakang rumah, juga kutunjukkan anak kunci untuk membuka pintu kamar mandi yang masih tergabung dengan kunci-kunci pintu lainnya dalam satu bundel.

"Abang, kok gak ada airnya di bak!?" Teriak istriku dari dalam kamar mandi.

"Masak!? Nyalain aja pompa airnya!" Teriakku sambil menyapu lantai dalam rumah.

"Apanya yang mau dinyalain, pompanya aja nggak ada!?" Teriak istriku.

"Haaah nggak ada!?" Jawabku bingung

Aku langsung ikut masuk ke dalam kamar mandi. Betapa terkejutnya aku melihat pemandangan "aneh" di kamar mandi. Selain bak mandi yang kering kerontang serta mesin pompa air yang raib, kondisi kamar mandi yang tampak kotor dan berantakan, semakin membuatku bingung.

Ditengah kebingungan akut itu, tiba-tiba terdengar suara pintu depan diketuk sama orang. Ternyata, istrinya Pak RT yang rumahnya di blok seberang. Beliau mengatakan, seminggu yang lalu tukang yang beres-beres rumah saya, datang melapor  ke rumah.

Katanya, pompa yang kemarin dia pasang di dalam kamar mandiku hilang. Begitu juga beberapa peralatan tukang miliknya yang disimpan di dalam rumah.

Perangkat Kunci Pintu | @kaekaha
Perangkat Kunci Pintu | @kaekaha

Ajaibnya, menurut penuturan si tukang dan anak buahnya, tidak ada sedikitpun tanda-tanda pintu ataupun rumah kunci pintu, baik  kamar mandi maupun pintu belakang menuju rumah yang rusak atau setidaknya bekas dirusak atau dipaksa untuk di buka, sementara si tukang dan anak buahnya yakin yang seyakin-yakinnya bahkan bersumpah, tidak mungkin lupa mengunci kedua pintu tersebut.    

Terjawab sudah kebingungan saya! Hanya saja misteri raibnya pompa air dan beberapa alat pertukangan milik Setiawan yang juga dikabarkan lenyap bak ditelan bumi tanpa indikator kerusakan pada pintu ini menjadi titik kebingungan selanjutnya.

Sayangnya lagi, saat itu saya belum mempunyai handphone, jadi untuk konfirmasi kepada  Setiawan atau Udin juga tidak bisa segera aku lakukan. Baru pada sore harinya, Setiawan dan Udin datang ke rumah, setelah sebelumnya aku menelpon ke kantor mengabarkan kedatanganku, sekaligus untuk meminta tolong agar keduanya mampir ke rumah sepulang kerja.

Mereka berdua mengaku ketakutan! Takut dituduh bersekongkol, termasuk takut diperiksa polisi seandainya kejadian ini kulaporkan. Itu sebabnya mereka tidak berani melanjutkan pekerjaan yang aku perintahkan dan lebih memilih membiarkan semuanya berantakan seperti pertama kali yang mereka lihat saat menyadari telah kemalingan!

Memang, ada beberapa tetangga dan juga teman-teman di kantor yang berpikiran setiawan dan si Udin yang sekongkol berbuat culas dengan merekayasa seolah-olah pompa air dicuri. Petunjuknya ya, rumah kunci pintu kamar mandi dan pintu belakang yang sama sekali tidak ada tanda-tanda kerusakan sedikitpun!

Artinya, si pencuri masuk ke kamar mandi dan ke dalam rumah tanpa merusak pintu atau rumah kuncinya, tapi kemungkinan besar justeru dengan leluasa masuk rumah dengan menggunakan anak kunci! Lah, yang pegang anak kunci rumah kan hanya aku dan Setiawan atau si-Udin saja!?

Menurutku, teori itu memang sangat mungkin! Tapi entah kenapa, hati kecilku tetap mengatakan tidak mungkin, karena aku tahu betul luar dalam kedua anah buahku itu!

Lalu siapa yang mencuri mesin pompa airku?

Bersambung...!

ke artikel selanjutnya, Apa yang Kamu Lakukan, Jika Melihat Pencuri Beraksi di Rumahmu? 

Semoga bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!


Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun