Di dua daerah ini seni bela diri Kuntau masih sering ditampilkan pada berbagai event budaya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun berbagai acara hajatan warga, seperti pesta pengantin, sunatan dan lainnya.Â
Biasanya dalam penampilannya seni bela diri Kuntau bisa dibedakan dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu sebagai seni bela diri pertahanan dalam arti sebenarnya, yaitu untuk bertarung dan satu lagi sebatas pertunjukan seni estetika berupa gerakan-gerakan dalam membela diri saja.
Hebatnya lagi perguruan silat Kuntau Banjar ini sudah berbadan hukum dengan  Berdaftar di bawah Jabatan Pendaftaran Pertubuhan Malaysia W/P. No.Pendaftaran 529.Â
Pegiat perguruan seni bela diri Silat Kuntau Banjar ini rata-rata merupakan keturunan perantau Banjar yang menyeberang ke Malaysia selama berkecamuk perang melawan penjajah Belanda.
Kenapa Kuntau Sulit Berkembang?
Sebagai seni bela diri yang bersifat eklektik, semestinya seni bela diri Kuntau relatif lebih mudah untuk berkembang di Kalimantan Selatan atau ke seluruh Indonesia sekalipun. Tapi kenapa kenyataanya kok justeru sebaliknya?
Merangkum dari berbagai sumber, termasuk hipotesa diawal tulisan ini, berikut beberapa alasan yang menyebabkan Kuntau kesulitan berkembang tidak hanya di Banua Kalimantan Selatan saja tapi juga hampir di seluruh Indonesia.
-  Sifat  eklektika dari Kuntau tidak diikuti dengan inklusifitas baik secara organisasi maupun person. Sebagian besar perguruan Kuntau bersifat eksklusif alias sulit untuk berbaur atau setidaknya berkomunikasi secara intensif antar perguruan. Eksklusifitas dan keengganan berkomunikasi merupakan barrier to entry terbesar bagi Kuntau untuk menyapa dunia luar apalagi di zaman milenial seperti sekarang yang menjadikan inklusifitas dan komunikasi sebagai modal terpenting untuk tetap eksis di dunia.
- Tidak adanya proses komunikasi dengan dunia luar, menyebakan informasi tentang Kuntau sangat minim bahkan bisa dikatakan tidak ada! Masyarakat akan kesulitan ketika akan bertanya tentang Kuntau bertanya pada siapa, kalau mau belajar belajar sama siapa, kalaupun mau berguru berguru sama siapa?
- Tidak adanya organisasi yang secara serius dan bertanggung jawab menaungi keberadaan seni bela diri Kuntau, baik sebagai seni bela diri maupun sebagai organisasi atau perguruan. Sehingga untuk bertahan hidup Kuntau harus berjuang sendiri-sendiri. Tentu, jika berjuang sendiri-sendiri sangat tidak efektif dan tidak efisien untuk melestarikan aset  budaya seperti  Kuntau.
Kabar baik! Pada tahun 2017, Kemendikbud telah mengajukan usulan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) agar seni bela diri Kuntau diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia. Semoga ini bisa membantu melestarikan Kuntau di masa depan !
Salam Budaya
Dari Banjarmasin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H